Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Simbol FPI untuk Menjadi Relawan Peduli Bencana?

12 Januari 2021   07:29 Diperbarui: 12 Januari 2021   07:44 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari benar tidaknya keputusan pemerintah membubarkan FPI hal itu semestinya tidak pernah menjadi alasan atas kurangnya relawan korban bencana. Mengingat hanya legalitas organisasinya saja yang dihilangkan, sedangkan orang-orangnya masih ada. 

Jikalau di masa lalu FPI banyak dikabarkan sebagai sekumpulan orang yang memiliki kepedulian besar terhadap penanganan bencana maka sekarang pun seharusnya tidak berubah. Terkecuali memang ada pamrih dibalik semua upaya itu.

Hal ini juga berlaku bagi semua jenis organisasi kemayarakatan yang kerap melabeli dirinya peduli rakyat kecil, peduli penanggulangan bencana, dan menganggap dirinya berdiri bersama rakyat. Segenap logo, simbol, atau identitas organisasi bukanlah alasan untuk melakukan sebuah langkah kebaikan. 

Organisasi hanyalah wadah berkumpul. Dan organisasi itupun bisa bersifat resmi maupun tidak resmi. Tapi selama niatannya adalah untuk menebar kebaikan kepada sesama maka legalitas tidaklah lebih penting dari apapun. Apalagi akhir-akhir ini musibah bencana alam seperti gunung meletus, banjir, hingga tanah longsor terjadi. Para korban tentu butuh perhatian dan pertolongan. Seandainya ada relawan yang berkenan membantu mereka tanpa pamrih tentunya hal itu akan sangat mereka syukuri. 

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun