Proses vaksinasi COVID-19 sudah akan dilakukan sebentar lagi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan dikabarkan akan turut mengikuti proses vaksinasi awal dengan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin pada 13 Januari 2021 mendatang.Â
Hal itu dilakukan sebagai upaya menghapus kekhawatiran publik terhadap vaksin Sinovac yang sedianya bakal menjadi vaksin pertama yang disuntikkan kepada warga Indonesia.Â
Vaksin buatan perusahaan farmasi asal China ini memang berulang kali diragukan keampuhannya. Apalagi laporan uji klinisnya ditengarai masih belum tuntas. Padahal negara China sendiri termasuk sebagai golongan awal yang melakukan riset pengembangan vaksin sehingga diharapkan menjadi kelompok pertama juga yang menuntaskannya.Â
Tapi pihak Badan Pengelolan Obat dan Makanan (BPOM) sendiri mengatakan bahwa vaksin Sinovac sejauh ini masih belum memperoleh izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).Â
Padahal waktu pelaksanaan vaksinasi sudah akan dilakukan sekitar seminggu lagi. Dengan kata lain pihak-pihak selaku penanggung jawab proses vaksinasi tengah berburu dengan waktu mengenai rilis izin pakai dan pelaksanaan vaksinasi.
"Cepat itu perlu tapi harus disertai dengan ketepatan dan kualitas. Demikian halnya dengan program vaksinasi juga harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga kita sudah bisa berhasil sedari sejak langkah pertama."
Kepala BPOM, Dr Ir Penny K Lukito MCP, pada medio November 2020 mengatakan bahwa kemungkinan EUA baru bisa dikeluarkan sekitar minggu ketiga atau keempat Januari 2021.Â
Dengan kata lain ada potensi rilis izin pakai atau EUA lebih lama daripada jadwal pelaksanaan vaksinasi pertama di tanggal 13 Januari 2021 ini. Imbasnya adalah pelaksanaan vaksinasi bisa mundur dari jadwal atau proses vaksinasi dipaksakan meskipun belum mengatongi izin penggunaan.Â
Kondisi kedua rasa-rasanya cukup berisiko mengingat vaksin yang belum belum teruji bisa berisiko fatal mengakibatkan kegagalan penuntasan pandemi.Â
Disisi lain sejumlah dosis vaksin sudah diedarkan ke beberapa daerah. Sehingga ketika izin penggunaan sudah keluar maka bisa langsung dipergunakan.Â
Kemungkinan terburuknya, jikalau uji klinis tidak menunjukkan hasil menggembirakan maka 3 juta dosis vaksin yang sudah masuk itu hanya akan menjadi sampah medis yang luar biasa.
Pak Jokowi boleh jadi memberanikan dirinya untuk menjadi orang pertama yang divaksin menggunakan vaksin produksi Sinovac. Akan tetapi hal itu sebenarnya tidak menghapus fakta bahwa EUA tetaplah diperlukan. Bisa dibilang bapak presiden pun harus tetap taat dengan rilis EUA apakah jadi keluar atau tidak.Â