Rencana Menghindari Ketergesaan
Bahkan dengan jam kerja yang sebenarnya hampir usai tapi setumpuk pekerjaan malah baru diberikan. Padahal beberapa saat sebelumnya cukup banyak waktu yang memungkinkan pekerjaan tersebut bisa dikerjakan dengan tenang tanpa buru-buru.Â
Tapi mengapa justru saat injury time setumpuk pekerjaan justru datang menjelang. Akibatnya lembur kerja pun menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan, meskipun sebenarnya hal itu bisa dihindari.
Biasanya ada perasaan "ngedumel" didalam benak seorang anak buah tatkala atasannya berlaku "semena-mena" seperti itu. "Mengapa tidak sekalian besok pagi saja sih?", barangkali seperti itu perasaaan yang ingin mereka katakan.Â
Namun apadaya perintah bos harus dituntaskan sesuai perintah. Membangkangnya bisa berakibat fatal. Syukur-syukur kalau atasannya bisa memaklumi, lha kalau tidak?
Memang ada beberapa atasan yang mempunyai kebiasaan seperti itu. Meminta secara mendadak di menit-menit akhir sehingga menciptakan ketergesa-gesaan yang luar biasa.Â
Padahal sebuah pekerjaan yang dituntaskan karena tergesa-gesa rentan sekali terjadi ketidaksesuaian dengan harapan. Mungkin penyimpangannya kecil, tapi bisa juga penyimpangan yang besar.Â
Jikalau hal itu sampai terjadi maka siapa kemudian yang menuntut pertanggungjawaban? Kembali sang atasan yang akan mempersalahkan anak buahnya karena tidak becus bekerja. Padahal sebab-musebabnya adalah keterburu-buruan yang diciptakan oleh atasannya sendiri.
Ketika seorang atasan tidak suka diburu-buru oleh bawahannya, demikian halnya dengan sang anak buah yang juga tidak senang ketika atasannya juga membuatnya tergesa-gesa dalam menuntaskan pekerjaan.Â
Memang seorang atasan memiliki tuntutan dan kerumitan pekerjaannya sendiri. Akan tetapi kondisi serupa juga dialami oleh anak buah meskipun dalam kadar yang berbeda.Â