Lantas apakah good boy tidak lebih baik dari para bad boy? Belum tentu juga. Tidak sedikit para pemilik karir sukses dalam pekerjaan dengan kepribadian demikian.Â
Bahkan lebih dari itu mereka yang sangat pemalu, suka menyendiri, dan kurang pandai bergaul ternyata juga bisa memiliki pencapaian hebat dalam karirnya.Â
Jika rekan saya tadi adalah seorang bad boy yang berhasil, maka teman dari rekan saya tadi yang berkarakter tertutup, pemalu, anak rumah, serta segenap kriteria good boy lain justru kini berani tampil sebagai salah satu kandidat kepala daerah.Â
Hal ini tentu bukan pencapaian sepele mengingat lika-liku menuju posisi tersebut jelas dipenuhi rintangan dan hambatan. Dan ternyata seorang good boy pun bisa dan banyak yang berhasil melakukannya. Dalam konteks karir sebagai karyawan profesional pun jumlahnya juga tidak kalah banyak.
Faktor Penentu
Potensi yang dimiliki bad boy memang luar biasa, namun hanya jika mereka mengambil langkah yang terarah. Bukan cenderung menjadi pengacau yang merusak suasana. Mereka butuh visi dan ambisi untuk mencapai sesuatu hal yang luar biasa.Â
Butuh tujuan untuk diraih dalam beberapa waktu kedepan. Demikian halnya dengan para good boy harus dikeluarkan potensi besar dari dirinya agar tidak terkesan menjadi sosok yang mudah terintimidasi oleh tekanan pekerjaan.Â
Good boy sekalipun harus berani mengambil risiko atas suatu tindakan jikalau hal itu mendukung upaya pencapaian visi besarnya. Dan untuk memastikan bahwa kedua tipe kepribadian ini bisa berbuat sesuatu yang luar biasa dalam karirnya maka ambisi besar perlu terus ditumbuhkan dalam diri mereka.Â
Sebuah ambisi yang menguat dalam diri guna meraih tujuan tertentu adalah driver yang hebat dalam mengarahkan seorang bad boy ataupun good boy untuk membuat pencapaian hebat dalam hidupnya.
Terkait dengan ambisi untuk meraih tujuan ini adakalanya seperti bangkit begitu saja didalam diri dan menginspirasi seseorang untuk berbuat lebih. Sementara bagi yang lainnya terasa sulit untuk mendapatkan.Â
Disinilah peran seorang mentor, pembimbing, ataupun pendamping diperlukan. Yang mampu menjadi pemberi masukan, saran, sekaligus menjadi teman bertukar pikiran dalam menyikapi suatu persoalan.Â