Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Habib Rizieq Pulang: Siapa Senang, Siapa Berang?

11 November 2020   14:17 Diperbarui: 11 November 2020   14:22 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke tanah air disambut suka cita oleh sebagian kalangan. Namun tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang suek bebek dengan hal ini atau barangkali ada juga yang menyimpan rasa dongkol terkait kedatangan sang imam besar. Apapun itu sebagai pribadi HRS tetaplah bagian dari Warga Negara Indonesia yang mesti diberi kesempatan untuk menghirup udara di langit Indonesia. Kita hanya perlu mendoakan semoga beliau senantiasa memberikan kebermanfaatan bagi kita semua."

Kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (IB FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) kemarin (10/11) ke tanah seperti "menyegarkan" kembali suasana dalam negeri setelah berbulan-bulan berkutat dengan COVID-19 dan keterpurukan kondisi ekonomi. Cukup menarik sebenarnya membicarakan perihal kedatangan HRS yang entah kebetulan atau tidak bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November.

Seperti sedang menyajikan aksi heroik ketika sang pahlawan muncul pada momen yang ditunggu-tunggu. Dibarengi cerita yang luar biasa yaitu pasca terpilihnya presiden Amerika Serikat yang baru, manjurnya uji vaksin Pfizer, dan IHSG yang terus menanjak seperti melengkapi background kehadiran sang imam besar. Apalagi jumlah orang yang menyambut kedatangan beliau di bandara tidak bisa dibilang sedikit. Ribuan orang berebut ingin menyaksikan sosok yang dinilai sebagai figur yang luar biasa ini terlepas dari sisi kontroversial yang melekat padanya.

Bejibunnya jumlah manusia yang menyambut HRS seolah menunjukkan kerinduan luar biasa dan rasa senang yang tak terkira. Seperti sedang menyambut kedatangan sang kekasih yang baru pulang dari perantauan. Jika ditanya siapa yang paling senang dengan kepulangan kembali HRS ke Indonesia, maka yang pertama tak lain tentunya adalah para anggota FPI itu sendiri yang mendambakan keberadaan kembali imam besarnya di tanah air. Selain itu mungkinada beberapa tokoh yang merasa "diuntungkan" dengan "bekingan" yang diberikan HRS serta segenap simpatisannya juga akan menyambut gembira kepulangan HRS ke Indonesia.

Melihat ramainya animo publik dalam menyambut kedatangan HRS tentunya ada harapan besar dibalik kepulangan sang imam besar. Apalagi dalam sebuah orasinya kemarin HRS sempat menyinggung tentang Revolusi Akhlak. Sebuah istilah yang digelorakan untuk "menyaingi" gagasan Revolusi Mental yang telah lebih dulu eksis. Namun sejak istilah Revolusi Mental dipopulerkan ulang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa tahun lalu tidak sedikit yang menganggap bahwa gagasan itu hanyalah "pepesan kosong" belaka. Masih minim realisasi ketimbang narasi. Terlebih dalam penilaian HRS, Revolusi Mental merupakan pemikiran yang diusung oleh gembong komunis Karl Marx.

Mereka yang Berang

Melihat dari orasi pertamanya saja sudah bisa ditebak siapa yang ingin disinggung oleh HRS dan simpatisannya. Salah seorang politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Dewi Tanjung, secara terang-terangan menyatakan ketidaksenangannya kepada HRS.

Selain itu ada juga Jhony Simanjutak yang mengkritisi "pembiaran" Pemprov DKI terhadap aksi masa yang berbondong-bondong menyambut kedatangan HRS di Bandara Soekarano -- Hatta. Meskipun sedikit janggal juga kritikan ini mengingat Bandara Soekarno Hatta sebenarnya terletak di kawasan Tangerang Provinsi Banten. Tapi ya sudahlah. Dan entah mengabaikan atau memang tidak menanggapi kritikan yang dialamatkan kepadanya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan justru "sowan" ke tempat kediaman HRS. Bagaimanapun juga kedua figur ini memang memiliki story tersendiri yang mengiringi keterpilihan Anies sebagai gubernur DKI tahun 2017 lalu. Sementara PDIP yang berada dibalik "kompetitor" Anies harus mendapati jagoannya kalah waktu itu oleh serangan bertubi-tubi demonstran aksi 212.

Selepas kepulangan HRS ke tanah air bukan tidak mungkin akan muncul cerita lanjutan kemudian hari. Mungkin kelanjutan dari tudingan kriminalisasi chat mesum HRS atau hal-hal lain yang sifatnya ingin melemahkan pengaruh HRS yang seperti diketahui bersama ternyata juga memiliki cukup banyak masa simpatisan.

Untuk waktu-waktu mendatang keberadaan HRS bisa jadi sangat signifikan dalam menggerakkan masyarakat di akar rumput. Apalagi sebentar lagi memasuki momen pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung. Beberapa kontestan pesta demokrasi bukan tidak mungkin akan tergoda untuk memanfaatkan peran dari HRS atau sebaliknya memutus rantai dukungan yang diberikan olehnya.

Seperti yang sudah disampaikan di awal tulisan ini HRS mungkin akan menjadi sosok penyegar sekaligus pembeda dalam pesta demokrasi Indonesia kedepan. Disatu sisi beliau mungkin diinginkan, tetapi disisi lain bisa jadi merupakan figur yang perlu disingkirkan. Tapi apapun itu biarlah menjadi urusan dari orang-orang yang berkepentingan. Kita sebagai bagian dari bangsa ini sebaiknya tidak perlu terlalu merisaukan atau terlalu bereuforia dengan kepulangan HRS ke Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun