Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Atensi Lebih Karyawan pada Topik Viral Pekerjaan

6 November 2020   08:21 Diperbarui: 6 November 2020   08:27 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: www.themuse.com

"Atensi terhadap topik viral pekerjaan merupakan jalan pintas untuk menuntaskan masalah yang tengah menjadi fokus utama organisasi. Namun kita sebaiknya juga menyelipkan sudut pandang independen terhadap segala situasi yang terjadi untuk memastikan bahwa topik viral tersebut benar-benar merupakan topik prioritas dan bukan sekadar momen sesaat." 

Para karyawan khususnya akan dihadapkan pada seabrek pekerjaan dengan ragam dan jenis yang berbeda-beda. Tidak jarang masalah datang silih berganti untuk dituntaskan.

Satu masalah selesai datang masalah yang lain. Begitu seterusnya. Sehingga keberadaan manusia didalamnya amatlah dibutuhkan untuk menuntaskan setiap permasalahan tersebut. Seorang atasan biasanya akan terus memberikan tuntutan kepada para anak buahnya agar supaya menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul. Bahkan ada kesan bahwa para atasan itu senantiasa mencari sisi kekurangan dari pekerjaan para anak buahnya.

Sebenarnya hal itu merupakan sesuatu yang wajar mengingat dalam sebuah organisasi bisnis diharapkan setiap lini senantiasa bekerja secara optimal dan berkontribusi maksimal terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan. Apabila semua lini yang ada menuntaskan setiap masalah pada bagiannya masing-masing atau setidaknya mampu meminimalkan efek dari setiap masalah tadi maka tentu pencapaian organisasi sebagai satu kesatuan bisa dianggap baik. Begitupun sebaliknya.

Melihat kondisi dan sudut pandang para atasan yang menganggap bahwa selalu ada celah untuk melakukan perbaikan maka selaku karyawan pelaksana hal itu hedaknya membuat kita lebih cerdas dalam mengatur skala pioritas pekerjaan. Dalam konsep manajerial ada istilah tentang prinsip pareto, dimana ada sebagian kecil hal tertentu yang memiliki efek kompleksitas dalam cakupan yang besar. Sehingga apabila beberapa hal tersebut dituntaskan maka akan memberikan perubahan yang cukup signifikan. Demikian halnya terkait dengan isu-isu yang menurut para atasan penting untuk segera diselesaikan maka hal itu juga menjadi semacam prioritas bagi tim pelaksana untuk segera menuntaskannya.

Sebagai seorang pekerja kita dituntut untuk memberikan atensi lebih terhadap topik permasalahan yang sedang viral semacam itu. Sebuah topik bahasan yang tengah menjadi concern utama pihak manajemen agar segera dicarikan solusi penuntasan. Mesti tidak jarang topik tersebut adakalanya berbeda dengan analisis berdasarkan prinsip pareto, tapi menurut sudut pandang pihak manajemen hal itu cukup penting untuk menjadi perhatian utama.

Bisa dibilang sebenarnya hal ini lebih ditentukan oleh sudut pandang masing-masing. Argumentasi yang disampaikan adalah berdasarkan sisi pengamatan, jenis data yang dimiliki, serta keyakinan terhadap beberapa prinsip tertentu. Interpretasi yang berbeda akan melahirkan kesimpulan yang berbeda pula. Dan dalam hal ini pihak manajemen baik itu di tataran level bawah maupun level yang lebih tinggi tidak menutup kemungkinan akan berbeda satu sama lain. Tapi umumnya topik yang paling viral untuk kemudian menjadi isu pembahasan utama sebuah organisasi bisnis adalah berdasarkan sudut pandang top manajemen. Karena bagaimanapun juga merekalah pemilik strategi utama yang menentukan ke arah mana organisasi digerakkan.

Sedangkan sebagai anak buah kita hanya harus lebih peka menangkap "sinyal" semacam ini. Bisa jadi pihak top manajemen tidak memberikan instruksi langsung namun hanya cenderung sering mengusung salah satu topik tertentu sebagai bahan diskusi dalam meeting yang dilakukan. Hal itu merupakan alarm bahwa "anginnya" sedang menuju ke arah mana. Kemampuan seorang karyawan dalam membaca keinginan sang atasan meskipun hal itu tidak secara langsung disampaikan merupakan salah satu kemampuan yang menguntungkan dan berpotensi membuatnya menjadi sosok yang dipercaya oleh atasannya tersebut.

Apapun yang kita kerjakan khususnya dalam konteks sebagai karyawan hendaknya selalu mempertimbangkan sisi prioritas. Dan salah satu prioritas yang tidak bisa begitu saja diabaikan adalah terkait pandangan dari top manajemen terhadap sesuatu hal.

Apabila tim pelaksana mengabaikannya maka bisa jadi akan timbul kerumitan lainnya di kemudian hari yang ujung-ujungnya justru membuat permasalahan semakin kompleks. Akan tetapi jikalau kita memiliki sudut pandang yang berbeda namun diyakini betul kebenarannya maka hendaknya kita bersuara. Bukan sekadar bersuara melainkan juga harus menyajikan data pendukung sehingga argumentasi kita menjadi kuat. Salah satunya dengan analisa pareto. Biarpun nantinya argumentasi yang kita sampaikan belum tentu diterima namun setidaknya kita sudah berani mengutarakan sudut pandang untuk didengar pihak lain. Barangkali di kemudian hari sudut pandang kitalah yang ternyata benar dan pihak manajemen terilhami olehnya.


Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun