Namun kini salah satu "ciri khas" zaman orba yaitu membungkam aspirasi orang lain malah ditiru oleh cucunya sendiri. Tangan iseng Puan telah membuka mata publik tentang tabiat sesungguhnya dari wakil yang mereka percayai itu.
Siapa Wakil Kita Sekarang?
Melihat perilaku para wakil rakyat yang suka kucing-kucingan dalam mengesahkan undang-undang kontroversial hal itu seakan memantik pertanyaan tentang siapa sebenarnya wakil kita. Siapa yang patut untuk dipercaya menyampaikan aspirasi masyarakat.
Mereka yang kini duduk di tempat nyaman gedung dewan, pun juga sebagai eksekutif pemerintahan sepertinya lupa bahwa keberadaan mereka adalah atas kehendak rakyat. Ketika perbuatan yang mereka lakukan cenderung menghianati kepercayaan rakyat maka harus kepada siapa lagi rakyat mengadu?
Tidak ada wadah atau lembaga konstitusional dalam negara ini selain DPR yang hedaknya mampu mewakili kehendak rakyat. Apakah rakyat harus menciptakan DPR lain yang lebih layak dipercaya ketimbang yang ada sekarang?
Bisa dibilang keperacayaan publik semakin hari semakin mendekati titik nadir terhadap para wakilnya. Pemerintahnya sering bikin ulah, dilengkapi dengan para anggota dewan yang memiliki kecenderungan serupa. Lantas mau dibawa kemana masa depan negeri ini?
Demonstrasi besar-besaran kaum buruh pun sepertinya dianggap sebagai angin lalu. Justru rakyat dibenturkan dengan para aparat yang seharusnya menjadi pelindung mereka.
Sungguh miris sekali rasanya jikalau bapak bangsa kita, sang proklamator dan presiden pertama Indonesia Soekarno melihat situasi bangsa ini sekarang. Sayangnya hal itu salah satunya justru dipicu oleh mereka-mereka yang katanya menganut paham Soekarnoisme.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H