Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

5 Sikap untuk "Resign" Kerja yang Terhormat

26 September 2020   06:19 Diperbarui: 10 Maret 2021   13:13 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resign | Sumber gambar: www.bayut.com

"Resign kerjalah dengan penuh rasa hormat sehingga kelak di tempat yang baru kita akan mendapatkan penghormatan yang sepadan atau bahkan lebih baik."

Mundur atau berhenti bekerja dari suatu perusahaan alias resign bisa dikatakan sebagai sesuatu hal yang lumrah terjadi. Hampir di setiap perusahaan ada saja karyawannya yang memutuskan resign dan beralih kerja ke perusahaan yang lain melalui berbagai pertimbangan.

Ada yang menyebut suasana kerja kurang kondusif sebagai alasan resign; ada juga yang mendapatkan tawaran karir yang lebih baik di tempat lain; sebagian yang lainnya lagi mengatakan karena pindah tempat tinggal; serta masih banyak lagi alasan-alasan yang melatarbelakangi keputusan melakukan hal ini.

Kita tentu tidak bisa menjustifikasi apakah mereka yang memutuskan resign itu telah menganmbil keputusan yang tepat dalam hidupnya atau tidak. Semua merupakan pilihan pribadi masing-masing.

Meskipun resign dari sebuah tempat kerja tertentu adalah hal yang wajar tetapi hal itu tidaklah bisa dilakukan dengan semana-mena. Dalam artian bahwa ketika kita yang awalnya memasuki suatu pekerjaan dengan cara yang baik tentunya harus keluar dengan cara yang baik pula.

Saat masuk kita berpamitan, maka saat keluar pun juga demikian. Begitu pun saat mengawali semuanya dengan itikad baik maka mengakhirinya juga harus dengan itikad baik.

Ada sebagian pekerja yang dengan seenaknya saja masuk ke tempat kerja baru tapi beberapa hari kemudian tidak tampak lagi batang hidungnya. Tanpa kabar, tanpa informasi, tanpa pemberitahuan tiba-tiba pergi begitu saja. Sebagian yang lain ada yang berbuat onar dan menciptakan masalah di tempat kerja.

Belum tuntas urusan tersebut kemudian ditinggalkan begitu saja. Untuk menghindari situasi semacam itu beberapa perusahaan menyiasatinya dengan menjalin perjanjian kontrak atau melakukan penahanan ijazah sehingga sang karyawan tidak tiba-tiba "kabur" begitu saja. Meski langkah semacam ini juga tidak sepenuhnya tepat untuk dilakukan.

Sebagai pekerja profesional yang menjunjung etika profesi serta komitmen untuk menjaga integritas dirinya, maka seseorang yang memutuskan resign kerja sayaogyanya menempuh hal itu melalui cara-cara yang terhormat, santun, dan beretika. Resign kerja itu bukan seperti masuk pekarangan orang lain kemudian tiba-tiba pergi begitu saja.

Ada beberapa hal yang sepatutnya diperhatikan dan dilakukan sehingga status seseorang di penghujung pengabdiannya pada suatu perusahaan atau tempat kerja memberi kesan yang baik.

Seperti kata pepatah, "Harimau mati meninggalkan belang, Manusia mati meninggalkan nama baik.". Biarpun sebagai pekerja kita hanyalah beralih dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain tetapi menciptakan kesan terhormat itu juga perlu dilakukan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang sudah memutuskan untuk resign dari pekerjaan lamanya sebelum melangkah menuju tempat yang baru:

1. Memastikan "tongkat estafet" pekerjaan sudah diberikan kepada seseorang yang menggantikan pekerjaan kita seperti melakukan serah terima jabatan, menyampaikan detail informasi penting terkait pekerjaan untuk dilanjutkan atau dituntaskan, serta mengenalkan kepada rekan sejawat lain tentang "orang baru" yang menggantikan kita.

2. Menuntaskan perjanjian administratif/non-administratif yang disepakati dengan perusahaan terkait kontrak kerja dan sebagainya atau memberikan kompensasi atas pemutusan kontrak sesuai kesepakatan. Apabila memang ada tanggungan yang harus dipenuhi maka hal itu mesti dituntaskan terlebih dahulu sebelum beranjak pergi keluar dari pintu gerbang tempat kerja lama untuk terakhir kalinya.

3. Berpamitan kepada segenap rekan kerja, khususnya dengan mereka yang sering menjalin interaksi dengan kita. Karena pada dasarnya menjalani suatu pekerjaan dan berhubungan dengan manusia yang lain itu kita juga sedang menyambung ikatan sosial dengan mereka.

Ada ikatan emosi yang terbentuk disana baik itu respek, benci, kagum, dan lain sebagainya. Sehingga perlu adanya perhatian yang mengakomodasi hal itu dan tetap menciptakan hubungan yang harmonis dimanapun kita berada.

4. Menuntaskan proyek yang sudah diamanahkan ke kita dalam pekerjaan terlebih dahulu sebelum mengakhiri masa pengabdian. Pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya major hendaknya diupayakan bisa tuntas sebelum kita menyelesaikan masa bakti.

Karena apabila hal itu beralih peran ke orang lain di tengah jalan maka akan riskan menciptakan masalah atau ketidakutuhan pemahaman pada orang yang meneruskan pekerjaan tersebut. Biarpun kita nanti tidak disana lagi setidaknya jangan meninggalkan masalah yang mesti dibereskan oleh orang lain.

5. Berharaplah yang terbaik untuk kelanjutan tempat kerja lama kita pada masa mendatang. Jangan justru mendoakan agar mereka terpuruk tatkala kita sudah tidak disana lagi hanya karena kita merasa sakit hati atau tersakiti. Bagaimanapun juga tempat kerja lama kita pernah menjadi ladang kita untuk mengais rezeki.

Adalah sebuah bentuk rasa syukur tatkala kita mengharapkan yang terbaik untuk mereka dengan orang-orang  baru yang ada didalamnya.

Mungkin diantara kita yang memiliki "mantan" tempat kerja sampai sekarang masih beberapai kali mencari informasi perkembangan tempat kerja tersebut. Mencari tahu beberapa kabar tentang orang-orang disana dan status perkembangan dari perusahaan tersebut.

Sebagian dari kita bisa jadi tersenyum senang saat melihat tempat kerja lama tersebut dilanda keterpurukan. Disisi lain ada juga yang tetap peduli dengan tempat kerja lamanya karena merasa rindu atas banyak hal yang sudah dilalui disana.

Segala apapun yang telah dilalui hendaknya kita tetap menjaga sikap untuk selalu berlaku hormat dalam setiap langkah kita saat beranjak pergi meninggalkan tempat kerja lama.

Lakukan semua itu sebagai sebuah perwujudan bahwa kita ada profesional sejati di dunia kerja. Tidak ada dendam. Hanya bisnis yang mana bersikap profesional adalah segalanya.

Satu hal yang pasti dimanapun kita pernah berada dalam menjalani suatu pekerjaan itu tidaklah terjadi secara kebetulan. Semua pasti memiliki maksud dan tujuan yang saling terkait dengan kehidupan kita pada periode-periode mendatang. Oleh karena itu syukurilah setiap langkah yang sudah dilalui dan berharaplah yang terbaik untuk masa yang akan datang.

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun