Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jasa "Hitam" Pesugihan, Santet, dan Pelet Masih Eksis, Pertanda Apa?

21 September 2020   07:09 Diperbarui: 21 September 2020   07:11 1694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Keyakinan kepada Sang Pencipta dengan disertai kerja keras pantang menyerah adalah kunci untuk melewati setiap jalan terjal kehidupan dan menolak godaan jalan pintas beraroma syirik dan musrik."

Beberapa waktu lalu sebuah pesan singkat (SMS) masuk ke handphone saya yang isinya adalah sebuah iklan dari penyedia jasa tertentu. Sebenarnya bukan sesuatu yang aneh atau asing terjadi mengingat hampir setiap hari selalu saja ada SMS masuk dengan berbagai penawaran jasa seperti layanan pinjaman, notifikasi promo dari provider, promo produk makanan, dan masih banyak lagi yang lain. 

Namun SMS yang saya terima beberapa waktu lalu itu berbeda dari biasanya. Sebuah penawaran jasa "hitam" yang memfasilitasi tindakan syirik berupa pesugihan, santet, pelet, serta beberapa "layanan" sejenis lainnya. Sebuah "jasa" yang barangkali hanya kita dengar kala menyaksikan film-film horor tanah air atau selentingan kabar burung yang kurang familiar di kehidupan modern seperti sekarang. 

Sedikit kaget membacanya bahwa ternyata di era seperti sekarang layanan semacam itu sudah secara terang-terangan menunjukkan keberadaannya ke hadapan publik. Entah bagaimana si pemilik jasa mendapatkan akses nomor saya, tapi disini kita bisa melihat potret kehidupan masyarakat kita yang ternyata masih belum bisa lepas dari budaya semacam itu.

Kita tidak bisa memungkiri bahwa periode pandemi telah menjadikan tantangan hidup semakin meningkat. Sebagian orang harus menerima kenyataan penghasilannya tergerus dan merosot pada masa ini. Sedangkan yang lain harus menghadapi realitas kehilangan pekerjaan dan sumber mata pencahariannya. 

Mencari pengganti pekerjaan yang baru tidaklah semudah membalik telapak tangan. Begitupun untuk menggenjot pendapatan tidaklah semudah yang terlihat. Apalagi daya beli masyarakat mengalami penurunan yang cukup signifikan selama masa pandemi ini. Hal ini pun sudah diakui oleh pemerintah melalui beberapa rilis data seperti angka inflasi yang kecil bahkan hingga deflasi. 

Sayangnya hal ini justru memantik beberapa orang untuk mengambil langkah jalan pintas yang tidak selayaknya. Meminta bantuan makhluk gaib untuk melanggengkan semua urusan, terutama terkait bisnis. Dan selaras dengan hal itu maka jasa-jasa yang mengakomodasi hal itu pun bermunculan bahkan tidak malu-malu lagi menunjukkan eksistensinya.

Seorang pelaku bisnis yang mengalami "kemacetan" dalam usahanya tidak jarang mengalami gelap mata sehingga mencari cara alternatif untuk memperbaiki keadaan melalui jasa alternatif pesugihan. Sebagian yang lain dengan jenis masalah yang lain seperti persaingan bisnis dengan kompetitor menempuh jalan "kotor" melalui santet. 

Kompleksitas masalah yang muncul di era modern ini sepertinya membuat layanan alternatif ilmu gaib itu tak lekang oleh waktu. Mereka yang buntu pikirannya, tersumbat kreativitasnya, dan meledak rasa frustasinya bukan tidak mungkin akan mengalihkan pandangannya pada sesuatu semacam ini. Padahal dibalik pemanfaatan sesuatu semacam itu tersimpan bahaya yang luar biasa.

Dalam ajaran agama tindakan syirik merupakan dosa besar yang tak terampuni. Sedangkan dalam aspek sosial tindakan semacam itu bisa dibilang sebagai sebuah kecurangan dan tidak fair dalam kontkes kompetisi bisnis, menihilkan empati dalam hubungan antar sesama manusia, serta hilangnya keyakinan bahwa kita adalah makhluk penuh integritas. 

Sehingga sebuah keberhasilan semu yang didapat melalui cara-cara semacam ini tidak akan membawa kenyamanan dalam hidup. Barangkali hanya sebuah kenyamaan sesaat yang kemudian akan sirna tanpa bisa dinikmat secara layak. Akan terasa sangat berbeda keberhasilan yang dicapai dengan peluh keringat, doa, dan kekuatan untuk melewati setiap inci kesulitan dan masalah yang menyertainya dengan keberhasilan yang didapat dengan cara singkat melalui perantara ilmu hitam. 

Permasalahannya adalah tidak setiap orang cukup sabar untuk melewati badai kesulitan yang menjadi medan perjuangannya dan bertahan menuju garis finis keberhasilan. Semoga kita tidak menjadi salah seorang diantaranya.

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun