Kalau memang ingin mendeklarasikan diri sebagai capres, alangkah baiknya apabila hal itu dilakukan dua atau tiga tahun mendatang ketika pilpres sudah cukup dekat. Herannya "tradisi" semacam ini seolah terus berlanjut dari waktu ke waktu.Â
Apakah mungkin ini dilandasi oleh tabiat politik kita yang terlalu visioner atau justru "kemaruk" terhadap kekuasaan. Sampai-sampai seperti tiada hari untuk mengulas kontestasi pilpres dan pilpres.
Mengutip kembali istilah "biadab", hal itu sepertinya lebih tepat disematkan kepada mereka yang hanya fokus pada upaya perengkuhan dan penyelamatan kekuasaan bagi pribadi dan kelompoknya masing-masing ketimbang bahu-membahu menuntaskan permasalahan bangsa dan negara ini. Budaya nyinyir kita semakin kronis belakangan ini.Â
Dan hal itu sepertinya terus meluas dan mewabah. Tidak menutup kemungkinan akan terjadinya "pandemi nyinyir" di bangsa ini. Entah siapa yang nyinyir ke siapa. Semestinya semua pihak fokus pada tugas dan fungsinya masing-masing daripada adu nyinyir dan perang kata-kata.
Salam hangat,
Agil S Habib
Refferensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H