Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Go Kreatif, Go Narativ, Petik Keuntungan Ekonomis dari Menulis

24 Juli 2020   15:03 Diperbarui: 24 Juli 2020   15:06 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak beberapa bulan terkahir ini telah menghadirkan dua dimensi berbeda dalam kehidupan kita. Dimensi pertama menilai pandemi COVID-19 sebagai sumber nestapa. 

Namun dimensi yang lain menyebutnya sebagai pembangkit kesadaran bahwa teknologi digital memegang peranan penting dalam menunjang eksistensi di era ini serta pada periode-periode mendatang. S

aat kita melihat adanya begitu banyak bisnis yang ambruk dan sebagian orang kehilangan pekerjaan, pada kesempatan yang lain kita menyaksikan para pelaku bisnis berbasis digital justru mengeruk keuntungan mewah. Mereka seakan menemukan momentum melalui pandemi ini untuk melejitkan diri dan komunitasnya.

Sebenarnya sebelum pandemi melanda, tanda-tanda akan peran penting teknologi digital sudah terlihat. Hanya saja masih sebagian kalangan saja yang menyadarinya. 

Ditambah lagi masih tersematnya paradigma lama bahwa bertahan di era analog masih cukup menyisakan kesempatan, sehingga tidak perlu terburu-buru go digital. Ketika pandemi melanda dengan begitu cepat, mereka yang masih terpaku dengan ke-analog-kannya seperti terkaget-kaget. 

Merasa seolah-olah bahwa ini semua adalah mimpi. Tanpa pertanda apa-apa kita dikajutkan dengan sebuah badai perubahan teramat besar dan cepat. Menuntut diri kita untuk bergegas berubah atau musnah. Dan perubahan itu dengan jelas membawa kita pada suatu kesadaraan untuk memanfaatan sumber daya digital dengan sebaik-baiknya. Permasalahannya, sudahkah kita siap untuk itu?

Para Influencer

Sebuah iklan yang "numpang lapak" di laman instagram bintang sepakbola dunia Cristiano Ronaldo (CR7) dibanderol sebesar US$ 975 ribu atau setara 14.2 miliar rupiah (kurs 1 dollar = Rp 14.600,-). Dengan besarnya atensi publik dan daya jual sang bintang, bisa dibayangkan betapa besar penghasilan yang ia miliki hanya dari media sosial (medsos) saja.

Mungkin tidak perlu terlalu jauh menjadikan CR7 sebagai referensi. Salah seorang teman yang kebetulan berwirausaha menjadikan medsos sebagai media promosi produk-produk miliknya. Ia mempergunakan endorse publik figur guna menyampanyekan produk-produk miliknya kepada netizen. 

Hanya memakai jasa seorang figur yang tergolong "biasa-biasa" saja rekan tadi harus merogoh kocek setidaknya Rp 8 juta untuk sekali endorse. Sebuah harga yang tidak bisa dibilang murah. 

Tentunya juga bukan penghasilan yang kecil bagi seseorang yang hanya sebatas mempromosikan sebuah produk via medsos. Bisa dikatakan bahwa menjadi endorser itu cukup menguntungkan secara ekonomis.

Sebenarnya bukan hanya endorser yang berkesempatan mereguk keuntungan dari pendayagunaan medsos, ada juga buzzer dan influencer yang bisa memperoleh keuntungan serupa. 

Dan kabar baiknya kita tidak perlu menjadi publik figur terkenal dulu untuk bisa menikmati keuntungan dari pemanfaatan sumber daya digital ini. Juga tidak perlu khawatir disebut sebagai bagian dari "BuzzerRp" yang belakangan ramai dibicarakan oleh para pemerhati kebijakan publik itu. 

Syaratnya sederhana, punya keterampilan khusus diantaranya seperti menulis konten naratif persuasi dan tidak harus memiliki pengikut akun medsos sebanyak para buzzer atau endorser yang bejibun. 

Menjadi micro influencer (keterangan : influencer dengan jumlah pengikut minimalis) juga memberikan kita kesempatan untuk turut mereguk keuntungan dari pendayagunaan medsos melalui kemampuan kita mempersuasi orang lain melalui narasi tulisan yang kita buat.

Keberuntungan Blogger

Adakalanya seseorang cukup pandai menulis dan lihai untuk mempengaruhi orang lain. Begitupun ada juga para blogger yang mampu membuat tulisan konten-konten berkualitas dilaman blognya. Hanya saja hal itu seringkali tidak cukup untuk membuat merekda diapresiasi layak oleh orang lain. 

Mengapa? Kerena tidak adanya jalan yang bisa mereka tempuh untuk menyalurkan potensi yang mereka miliki. Seperti sebuah ungkapan bijak yang mengatakan bahwa keberuntungan adalah tatkala kemampuan bersua dengan kesempatan. 

Dengan kata lain orang-orang yang memiliki kemampuan mumpuni dalam bidangnya juga harus mendapatkan kesempatannya untuk unjuk gigi. Sehinga mereka akan merasakan manfaat dari kemampuan yang dimilikinya itu.

Selama ini lahan penghasilan seorang penulis hanya dikaitkan dengan buku yang mereka terbitkan atau seminar publik yang mereka isi. Seiring dengan perkembangan teknologi digital dan hal-hal lain yang terafiliasi olehnya, peran seorang penulis ternyata begitu krusial dan strategis. Penulis konten bisa menjadi sarana promosi yang ampuh bagi para pemilik program, produk, kampanye, atau gagasan.

 Melalui tulisan para penulis dan blogger itu seorang netizen bisa tergerak hatinya untuk membeli sesuatu atau melakukan hal-hal sesuai dengan isi seruan yang mereka baca di laman medsos. 

Nilai lebih bagi para penulis dan blogger itu adalah diapresiasi karyanya dengan nilai finansial yang lumayan. Semakin berkualitas konten yang diproduksi dan semakin baik persuasi yang dilakukan para influencer, maka semakin besar kompensasi keuntungan yang mereka dapatkan. Sekarang yang harus dilakukan hanyalah memulai. Tapi harus memulai dari mana?

Kompasiana Narativ Program

Ada cukup banyak platform blog yang beredar diluar sana dengan segala jenis tawaran bagi para blogger dan penulis konten untuk membuat suatu narasi yang menarik dalam rangka mempromosikan, mengampanyekan, atau mengajak serta orang lain agar turut terlibat dalam suatu kondisi tertentu. Baik itu untuk bergabung dalam suatu komunitas atau menjadi pengguna layanan dari penawaran tertentu. 

Dalam hal ini para blogger dijadikan sebagai konektor atau penjembatan antara si empunya program dengan user yang nantinya diharapkan "terjaring" melalui peran serta para influencer tersebut sesuai bidang dan ceruk tulisannya masing-masing.

Sudah sekitar 5 tahun lalu saya ikut terjun menekuni bidang penulisan di jagad dunia maya ini. Dengan kata lain turut serta menjadi seorang blogger. Namun baru sekitar tiga tahun terakhir ini saya cukup aktif menelurkan tulisan demi tulisan di platform blog Kompasiana. Mengapa Kompasiana? Dan mengapa baru tiga tahun terakhir aktif? 

Pertama, dulu saya beranggapan bahwa menjadi seorang penulis itu hanya bisa bernilai ekonomis tatkala mampu melahirkan sebuah buku. Sehingga pada dua tahun awal sejak bergabung ke Kompasiana saya lebih fokus menulis buku. Kurang lebih dua tahun buku pertama berhasil saya rampungkan meski baru melalui penerbit indie. 

Pada tahun ketiga ketika sedang menengok kembali akun blog Kompasiana saya, ternyata ada sebuah program baru yang ditawarkan oleh platform ini. sebuah program yang menurut saya sangat menarik sekaligus apresiatif terhadap hasil karya tulisan para blogger. 

Pada momen itulah saya membulatkan tekad untuk lebih serius dalam menulis di Kompasiana. Dan alhamdulillah selama kurang lebih lima tahun ini sudah lebih dari 700 artikel berhasil saya terbitkan di Kompasiana.

Dalam sebuah kesempatan terdahulu saya pernah mendapatkan tawaran kerjasama sebagai exclusive writer untuk memproduksi konten tulisan dari Kompasiana guna mengampanyekan sebuah program milik brand tertentu. 

Kala itu advertiser atau brand melalui Kompasiana meminta saya untuk menuliskan biografi singkat dua sosok orang dekat yang berdedikasi serta memiliki kontribusi terhadap pendidikan keislaman namun memiliki keterbatasan secara ekonomi. 

Mereka harus dipromosikan dan dinarasikan kesehariannya sebelum kemudian dipertimbangkan untuk mendapatkan apresiasi dari brand pemilik program yaitu berupa hadiah untuk menunaikan ibadah umrah.

Sebagai penulis konten yang mempromosikan dua sosok tersebut, saya pun mendapatkan reward yang sangat lumayan. Pengalaman kerjasama ini menurut saya adalah sesuatu yang sangat berharga sekaligus menyadarkan bahwa menjadi blogger ternyata cukup menjanjikan nilai keuntungan secara ekonomis.

Baru-baru ini Kompasiana meluncurkan sebuah program baru sebagai pengembangan dari program exclusive writer yang mengajak serta seluruh blogger untuk terlibat aktif dalam pangsa pembuatan konten marketing melalui program barunya yang bernama Narativ, Content Marketing Playgorund. 

Disini Kompasiana memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh blogger dari berbagai latar belakang genre tulisan untuk ikut bergabung ke dalam program tersebut dan meraih keuntungan sebesar-besarnya dari hasil kreasi tulisannya. Setiap tulisan menjadi cerminan atas pribadi penulis, karakteristiknya, bidang minatnya, atau spesialisasinya. 

Melalui hal itu juga para advertiser akan "mendomplengkan" produk, kampanye, promosi, ataupun gagasannya untuk disebar kehadapan publik. Dengan kata lain kita akan menjadi influencer produk-produk yang memiliki korelasi kuat dengan spesialisasi tulisan kita masing-masing. 

Selain itu, aktivitas kita di medsos melalui facebook, twitter, instagram, hingga youtube juga akan turut membantu pencapaian kita dalam mempromosikan konten tulisan yang kita buat. Sehingga aktivitas kita berselancar di dunia maya tidak melulu menghabiskan waktu, tetapi juga memberikan nilai tambah finansial tertentu.

Yuk Join Narativ

Tertarik untuk mengasah keterampilan menulis sekaligus memetik nilai keuntungan darinya? Mulailah dengan langkah pertama. Mendaftar. Untuk menikmati tantangan program Narativ syarat pertama yang harus dipenuhi adalah bergabung dan membuat akun Kompasiana. 

Untuk membuat akun Kompasiana tidak perlu bayar alias gratis. Bukan hanya subscribe kanal Youtube saja yang gratis, join Kompasiana juga gratis. Cukup memiliki alamat email dan beberapa informasi lain yang mesti dilengkapi. Diantaranya nama, nomor KTP, profesi, bidang minat, nomor telepon, NPWP, nomor rekening, dan URL alamat profil medsos kita. 

Data diri kita penting untuk diisikan sebagaimana adanya sebagai ketentuan untuk mendapatkan validasi dari pihak Kompasiana. Validitas akun kita adalah syarat selanjutnya untuk bisa bergabung dengan program Narativ. 

Kelengkapan data pendukung lain seperti bidang minat dan akun medsos juga akan sangat berguna untuk menarik preferensi brand atau advertiser selain kualitas konten dan artikel yang kita publikasikan. 

Perlu diketahui bahwa untuk bisa bergabung dengan program Narativ para pemilik akun Kompasiana harus menerbitkan setidaknya 50 artikel terlebih dahulu. Hal ini sekaligus menjadi tahap "uji awal" sejauh mana kita mampu memproduksi konten tulisan yang berkualitas atau tidak.

Untuk bergabung dengan Kompasiana Narativ Program, para pemilik akun yang sudah melengkapi beberapa informasi tadi bisa langsung join melalui link https://microsite.kompasiana.com/narativ.

Sumber : kompasiana.com
Sumber : kompasiana.com
Apabila semua persyaratan seperti akun yang sudah tervalidasi, menerbitkan minimal 50 artikel, dan melengkapi URL medsos maka dengan cepat akan muncul pernyataan bahwa kita berhasil bergabung dalam program Narativ ini. Jika sudah berhasil, untuk selanjutnya kita tinggal menulis dan terus menulis sembari menunggu tawaran dari brand yang ingin menggunakan "jasa" kita. Untuk mendapatkan seputar informasi tentang Narativ secara lebih lengkap rekan-rekan bisa menonton videonya . Apabila ingin memantau status penawaran program Narativ yang masuk ke akun kita, maka cukup login ke akun Kompasiana -- pilih menu Pengaturan -- pilih sub menu Narativ maka akan muncul tampilan sebagai berikut. Sering-seringlah meninjau akun Kompasiana yang kalian miliki, karena siapa tahu hari ini, besok, atau kapanpun itu sebuah penawaran menarik akan kita terima.

Sumber : Screenshot Akun Kompasiana Penulis
Sumber : Screenshot Akun Kompasiana Penulis
So, tidak perlu menunggu lebih lama lagi untuk menggaet kesempatan ini. Lebih cepat lebih baik. Kepada para blogger yang benar-benar ingin memberdayakan secara maksimal kemampuan menulisnya tentu tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Apalagi ditengah-tengah era serba cepat seperti sekarang. Semakin lama menunda keputusan, semakin kita tertinggal oleh yang lain. Fast decision, smart decision. Itulah yang kita perlukan.

Salam hangat,

Agil S Habib 

Refferensi :

[1]; [2]; [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun