Bangsa Indonesia memang punya story khusus dengan mendiang Presiden Soeharto. Seperti halnya bangsa ini juga memiliki kenangan masing-masing dengan beberapa presiden lain yang sudah "mangkat". Sayangnya generasi bangsa kita di masa kini lebih cenderung menggugah kebanggaan masa lalu tanpa mampu meyakinkan pemikiran yang visioner.Â
Selalu saja kelebihan masa lalu yang dikulik dan dijadikan alat dagang politik serta iming-iming untuk merebut kekuasaan. Hingga terkesan bahwa visi sebagian pelaku politik bangsa ini adalah kembali ke masa lalu. Pantas saja kalau akhirnya Indonesia selalu jalan di tempat, gagal move on, dan tidak memiliki semangat kebaruan yang mumpuni.Â
Soehartoisme, Soekarnoisme, dan sebagainya. Bukankah lebih baik untuk melihat jati diri bangsa ini dimasa mendatang? "Jas Merah" memang ada benarnya, tapi hal itu tidak berarti kita harus terkungkung oleh masa lalu untuk mengatur laju bangsa ini.Â
Cobalah untuk menjadi para visioner yang mampu melihat bangsa ini beberapa dekade mendatang. Seolah kita baru merdeka beberapa tahun kemarin saja.Â
Ingat, bulan depan Indonesia sudah memasuki dirgahayu kemerdekaannya yang ke-75. Diamond age. Tapi kita masih saja bergelut dengan masa lalu.
Salam hangat,
Agil S HabibÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H