Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Nurhasanah, Doraemon, dan Ciri Khas yang Sulit Tergantikan

13 Juli 2020   07:06 Diperbarui: 13 Juli 2020   18:31 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Almarhumah Ibu Nurhasanah | Sumber gambar: instagram.com/generasi90an (@generasi90an)

Bagi generasi 90-an Hari Minggu merupakan momen paling ditunggu-tunggu kehadirannya. Salah satu yang paling dinantikan adalah kehadiran film-film kartun favorit di layar kaca televisi. Seorang anak bisa betah berlama-lama menikmati beragam film kartun yang seru, lucu, dan menarik. 

Salah satu yang paling tengiang dalam ingatan adalah kartun kucing robot dari negeri sakura yang memiliki kantong ajai, Doraemon. Menyaksikan kartun ini membuat anak-anak 90-an sangat terhibur. 

Kisah persahabatan antara Nobita, Suneo, Suzuka, Gian, dan tentunya Doraemon menghadirkan cerita yang tidak membosankan untuk dilihat.

Alat-alat ajaib apa yang akan dihadirkan Doraemon melalui kantong ajaibnya seakan mengasah keterampilan kita berimajinasi secara liar. Melihat bahwa ada begitu banyak hal-hal hebat yang bisa terjadi diluar ekspektasi kita. 

Singkat kata, Doraemon adalah salah satu karakter anime legendaris yang sangat familiar dalam benak kenangan anak-anak Indonesia terutama generasi 90-an.

Doraemon yang lucu itu memiliki satu ciri khas lain yaitu dari suaranya. Terkesan dewasa tapi tidak terdengar tua. Justru memunculkan kesan lucu dan selaras dengan kepribadiannya yang lucu dan baik hati.

Saat Doraemon mengatakan tentang "Baling-baling Bambu", atau "Pintu Kemana Saja", maka kita akan merasakan betapa khasnya suara Doraemon itu. 

Ada "percikan" suara manja dari intonasi yang dilafalkannya. Sehingga kekhasan suara itu seperti menciptakan kesan tersendiri bagai anak-anak Indonesia tentang suara Doraemon itu sendiri. 

Apabila Doraemon ditayangkan dengan bahasa aslinya dari Jepang sana, mungkin kesan yang tercipta terhadap karakter ini akan sangat jauh berbeda dengan sekarang. Doraemon sudah memiliki label suara tersendiri di benak anak-anak Indonesia.

Ibu Nurhasanah yang sejah tahun 1993 sampai tahun 2008 menjadi pengisi suara dari karakter Doraemon ini sudah sangat berhasil menancapkan image kucing robot masa depan di benak anak-anak Indonesia. 

Suara beliau yang ditampilkan dalam karakter ini benar-benar khas dan sukar untuk digantikan. Sehingga setiap kali menyebut Doraemon maka Nurhasanah akan melekat didalamnya. 

Biarpun wajah beliau tidak terlalu populer di hadapan publik, akan tetapi suara yang beliau tampilkan sudah sangat populer bagi seluruh pecinta Doraemon di tanah air. 

Tak ayal saat beliau memutuskan berhenti sebagai pengisi suara Doraemon tahun 2006 yang lalu, para penggemar ramai-ramai menyerukan kerinduannya. Doraemon tanpa suara dari Ibu Nurhasanah bukanlah Doraemon yang kita kenal selama ini.

Seiring berjalannya waktu dimana para pecinta anime ini dari generasi 90-an sudah semakin dewasa dan beranjak tua, demikian halnya dengan Nurhasanah selaku pengisi suara. Dan kemarin (12/07) Ibu Nurhasanah yang kita sayangi ini sudah dipanggil oleh Sang Mahakuasa untuk kembali ke pangkuan-Nya. 

Ibu Nurhasanah yang menderita penyakit stroke selama beberapa waktu pada akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Menyisakan kesedihan, kerinduan, sekaligus rasa kehilangan yang besar bukan hanya bagi kalangan keluarga tetapi juga segenap pecinta karakter Doraemon di tanah air. 

Kepergian Ibu Nurhasanah mungkin kepergian juga bagi sebagian "nyawa" Doraemon itu sendiri. Terutama bagi kita yang sudah sangat akrab denga khasnya suara beliau. Dan kita sepertinya tidak akan lagi mendapati sesuatu yang sama dari suara Doraemon dimasa-masa mendatang sebagaimana dahulu kita ketahui.

Suara Dorameon yang Lain?
Kini Ibu Nurhasanah telah tiada. Dan tugasnya untuk mengisi suara si kucing ajaib telah beralih kepada anaknya. Tentu dengan beberapa perbedaan yang membuatnya sedikit banyak terasa berbeda. 

Bagi para penggemar baru khususnya yang belum familiar dengan suara "lama" Doraemon hal itu tidaklah terlalu menjadi soal. Lain halnya dengan generasi lama yang lebih dahulu mengenal suara khas Doraemon. 

Tapi bagaimanapun juga semua akan menemui titik perubahannya. Dan sepertinya kita harus semakin terbiasa dengan hal itu. Ibu Nurhasanah telah berpulang dengan meninggalkan jejak yang luar biasa untuk kita kenang.

Lalu bagaimana jikalau kita para penggemar setia Doraemon sejak dulu kala merindukan suara lamanya kembali? Cukup cari video episode lama kartun Doraemon dan menontonnya kembali. Masih belum merasa puas? Ada satu cara lagi. 

Saya teringat dengan sebuah episode stand up comedy yang dibawakan oleh Ryan Adriandhy, seorang komika jebolan kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) yang tayang disalah satu stasiun televisi swasta beberapa tahun lalu. 

Dalam sebuah kesempatan kala itu Ryan menampilkan aksi impersonate (meniru) gerak gerik seorang tokoh atau karakter tertentu melalui lawakannya. 

Ryan saat itu yang bercerita tentang sosok anime kartun Doraemon mengatakan bahwa ada satu publik figur di Indonesia yang ternyata memiliki kemiripan suara dengan karakter Doraemon yang diperankan oleh Ibu Nurhasanah itu.

Beliau adalah pembawa acara Indonesia Lawyer Club (ILC), Bapak Karni Ilyas. Ryan menirukan beberapa perkataan yang pernah disampaikan oleh Karni Ilyas dan merupakannya dalam "kemasan" Doraemon. 

Sebagai penikmat sebuah komedi saya merasa bahwa memang benar ada sesuatu yang mirip diantara keduanya, Doraemon dan Karni Ilyas, pada intonasi dan warna suara. 

Jikalau Bang Karni bersedia mengisi beberapa kata dalam dialog yang diucapkan oleh Doraemon sekarang, bukan tidak mungkin kita akan mendapati suara lama si kucing robot akan kembali lagi. Sekaligus mengobati kerindungan akan kekhasan suara sosok Doraemon.

Dalam hal ini kita belajar tentang satu hal penting. Ciri khas. Doraemon memang bukan hasil karya orang Indonesia, akan tetapi pengisian suara karakter anime ini membuat Doraemon seakan-akan begitu dekat dengan anak-anak Indonesia. 

Suara Ibu Nurhasanah pada karakter Doraemon membuat keberadaan Doraemon itu semakin dikenang banyak kalangan dan semakin menghidupkan karakter fiktif tersebut dihati para pecintanya. 

Tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan sosok Ibu Nurhasanah. Meskipun itu putrinya, atau bahkan Bang Karni Ilyas sekalipun. Ibu Nurhasanah telah menciptakan kesan tak tergantikan atas dedikasinya selama ini. Selamat jalan Ibu Nurhasanah. Selamat jalan suara Doraemon "sejati". Semoga khusnul khotimah. Amin.

Salam hangat,
Agil S Habib 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun