Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kebijakan Pamungkas Akhiri Pandemi

3 Juli 2020   07:50 Diperbarui: 3 Juli 2020   08:19 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi ini harus sesegera mungkin diakhiri. Masalahnya, para pemangku kebijakan di negeri ini seperti kehilangan akal untuk mengakhiri masa sulit ini segera. Tidak ada kebijakan pamungkas yang berupa terobosan baru yang menjadi solusi agar bagaimana supaya penanganan pandemi ini berhasil secara cepat, tepat, dan akurat. Jangan berbicara masalah anggaran dalam hal ini. "Anggarannya ada". Jangan-jangan kita hanya bisa menunggu tim tugas pembuat vaksin selesai Februari 2021 nanti. Ini yang mestinya dipikirkan oleh pemerintah negeri ini. Memikirkan sebuah cara akselerasi agar pandemi bisa tertangani lebih cepat.

Bangun mindset bahwa pandemi ini bisa diakhiri. Jangan terpaku oleh pernyataan WHO yang menyebut bahwa kita akan selamanya hidup bersama virus mematikan seperti ini. Kalau memang perlu anggaran penyelesaian vaksin ditambah, maka lakukan segera. Kita seharusnya tidak kekurangan orang pintar di negeri ini untuk membuat sendiri vaksin dalam waktu cepat. Buktinya, China bisa melakukannya. Lantas apa bedanya kita dengan mereka? Ini yang perlu digali lebih jauh. Cara berfikir kita harus lebih kreatif dan lebih visioner dibandingkan negara manapun di dunia ini.

Saya menangkap kesan bahwa kita kurang serius untuk mengakhiri pandemi COVID-19 yang sedang melanda Indonesia. Kita bisa melihat banyak sekali kekisruhan yang terjadi diluar urusan penuntasan COVID-19. RUU HIP, pembakaran bendera banteng, isu reshuffle, reklamasi, pemilihan kepada daerah (pilkada), dan segenap hal lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan penuntasan pandemi.

Mungkin yang mengesankan bahwa kita masih punya perhatian terhadap situasi ini adalah konferensi pers rutin untuk mempublikasikan jumlah korban terinfeksi baru setiap harinya. Sebatas itu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang marah-marah beberapa waktu lalu itu juga tidak terlalu merepresentasikan upaya mengahiri pandemi. Sebatas amarah atas efek pandemi saja yang belum terurus dengan baik. Negara ini kekurangan semangat untuk mengakhiri serangan virus corona COVID-19. Dan kita sebagai bagian dari masyarakat pun sepertinya turut andil terhadap hal itu. Tidak adakah keinginan dari kita untuk mengakhiri situasi "menyebalkan" ini?

Skenario Akhir Pandemi COVID-19

Bayangan apa yang kita miliki sekarang perihal situasi terkait pandemi COVID-19 ini kelak? Vaksi ditemukan dan pandemi tuntas? Percaya bahwa kita akan selamanya hidup bersama COVID-19? Atau tidak memiliki gambaran samasekali? Minimal mari kita tanyakan harapan terbesar kita terhadap hal ini. Dan sepertinya kita semua sepakat bahwa happy ending dari pandemi adalah pandemi ini tuntas samasekali dan kita bisa terbebas olehnya.

Tidak ada lagi kekhawatiran bahwa kita akan tertular virus saat beraktivitas diluar sana. Kalaupun terserang olehnya, hal itu bisa disembuhkan layaknya penyakit musiman pada umumnya. Berharap bahwa COVID-19 hanya menjadi sebuah penyakit biasa yang bisa diobati segera dengan obat toko atau berkunjung ke dokter tanpa birokrasi yang rumit dan berbelit. Mungkinkah? Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Hanya apakah kita mau mencari jalan menuju hal itu. Tapi kalau sebelum melangkah saja kita sudah terbius oleh propaganda bahwa kita tidak akan bisa kembali hidup normal seperti sediakala, maka percuma saja mengharapkan angan-angan besar itu. Kuatkan keyakinan dalam diri, dan mari berusaha mewujudkannya.

Ketimbang mengadakan lomba video new normal, mungkin lebih tepat mengadakan kompetisi riset untuk menemukan vaksin, membuat alat bantu penanganan COVID-19 yang kreatif dan efisien, dan lain-lain. Ada banyak sekali universitas hebat di negeri ini. Lebih banyak lagi orang-orang cerdas nan kreatif di negeri ini. Rumuskan secara terintergrasi penanganan pandemi, rumuskan strategi menyeluruh mulai dari langkah pengiring sembari menunggu vaksin selesai, serta beberapa hal lain yang membuat penuntasan pandemi tertata secara rapi dan sistematis.

Apakah hal ini sudah dilakukan sebelumnya? Kesan yang beredar di publik adalah kita mengatasi ini dengan serampangan, tergopoh-gopoh, dan tidak tertata secara sistematis. Barangkali strategi dirumuskan oleh yang bukan ahlinya. Ada kepentingan diluar penuntasan pandemi yang turut serta didalamnya, seperti kepentingan politis, keuntungan pribadi atau kelompok, dan elektabilitas. Apabila hal-hal semacam ini masih mendominasi langkah kita dalam menanggulangi pandemi, maka bersiap-siaplah untuk bertahan dalam situasi tanpa perubahan berarti.

Kita perlu untuk membicarakan hal yang lebih substansial terkait penanggulangan pandemi seperti membahas teknologi apa yang bisa mendukung upaya percepatan menuntaskan pandemi atau sejenisnya. Bukan malah meributkan urusan ganti mengganti kursi menteri. Apakah kebijakan reshuffle mampu mengusir COVID-19 dari negeri ini?

Salam hangat,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun