Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dr. Reisa dan "New Atmosphere" Penanganan Pandemi Covid-19

9 Juni 2020   15:53 Diperbarui: 9 Juni 2020   16:08 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang baru dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 kemarin (08/06), apalagi kalau bukan kemunculan sosok cantik dr. Reisa Broto Asmoro sebagai bagian dari Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Biasanya juru bicara gugus tugas, Ahmad Yurianto, tampil sendiri kedepan menyampaikan informasi terbaru perihal kasus COVID-19 di tanah air. Kalaupun ada yang mendampingi umumnya mereka hanya sebagai "pelengkap". 

Ahmad Yurianto cenderung "one man show" dalam menyajikan informasi pandemi COVID-19 kepada publik. Saat kemudian ada sosok lain yang hadir merebut perhatian publik, maka tentu itu terlihat sebagai sesuatu yang tidak biasa. Apalagi ia hadir dengan suasana yang terlihat jauh berbeda dari biasanya. 

Tampilan "bening" dr. Reisa Broto Asmoro seakan mewakili pesan yang ingin disampaikan oleh pemerintah bahwa periode new normal akan menghadirkan suasana yang semasekali baru ketimbang hari-hari sebelumnya. New atmosphere yang dibawa oleh dr. Reisa mungkin bentuk seruan pemerintah bahwa kita harus memandang ini semua dengan sudut pandang yang benar-benar baru.

Bagaimanapun juga pandemi COVID-19 hingga saat ini masih belum usai. Bahkan Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa situasi saat ini masih jauh dari membaik. Kewaspadaan harus tetap diutamakan mengingat hampir seluruh negara di dunia secara serentak memulai kenormalan baru. 

Melonggarkan lockdown dan pembatasan sosial agar bisa memutar kembali roda perekonomian yang sempat tersendat beberapa bulan terakhir ini. Menunggu pandemi benar-benar tuntas untuk baru melakukan aktivitas kembali normal memberikan konsekuensi yang tidak sedikit. 

Ekonomi dunia tidak kuat untuk menahan diri hingga semua benar-benar pulih. Sehingga mau tidak mau situasi yang serba tidak menentu ini harus tetap dijalani dengan segala risiko yang ada. Oleh karena itulah new normal diperkenalkan. Biarpun tidak nyaman dijalani, tetap saja hal itu harus ditempuh demi upaya penyelamatan yang lebih besar.

New normal adalah tentang kebiasaan baru yang harus sesegera mungkin dijalankan layaknya kebiasaan lama. Hal itu butuh proses. Suasana yang dibangun tentu harus disesuaikan agar supaya transisi menuju new normal bisa lebih mudah dilakukan. Bahkan transisi itupun bisa dilakukan melalui penambahan wajah baru tim kmunikasi gugus tugas. 

Dr. Reisa hadir untuk memberikan suasana baru itu. Menyapa masyarakat dengan karakter khasnya. Semoga kita turut tertular antusiasme beliau untuk menjalani periode new normal ini dengan lebih bertanggung jawab. Selamat bertugas dr. Reisa.

Salam hangat,

Agil S Habib 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun