Sudah bukan rahasia lagi apabila Amerika Serikat (AS) dan Iran memiliki hubungan yang panas dingin. Terakhir kali ketegangan memuncak tatkala Jendral Qasem Soleimani mati terbunuh oleh pihak militer AS. Iran marah besar sampai-sampai mereka mengibarkan bendera merah sebagai pertanda hasrat untuk balas dendam yang begitu bergelora. Dan terbukti beberapa hari kemudian Iran menghujani pangkalan militer AS di Irak dengan rudal.
Tensi sempat memanas dan seluruh di dunia dibuat khawatir akan potensi pecahnya perang dunia ke-3. Hanya karena kehadiran pandemi COVID-19 saja sepertinya yang meredam konfrontasi kedua negara ke arah yang lebih jauh.
Mengingat baik AS ataupun Iran sama-sama menjadi sekian diantara negara-negara di dunia yang merasakan dampak terparah akibat COVID-19. Jikalau ditelisik lagi sebenarnya antara AS dan Iran masih memendam hasrat untuk bertikai satu sama lain.
Lalu tiba-tiba hari ini (05/06) Presiden AS Donald Trump mengunggah cuitan pada laman twitter miliknya yang menyakan bahwa dirinya berterima kasih kepada Iran karena berkenan membebaskan salsah satu veteran pasukan Navy AS, Michael White. Trump mengatakan bahwa Iran sudah membuat sebuah keputusan besar dan luar biasa.
Dengan percaya diri Trump mengatakan bahwa Iran tidak perlu menunggu pilpres AS untuk membuat keputusan pembebasan tersebut karena bagaimanapun dirinya akan memenangi kembali pilpres November 2020 nanti. Apakah pernyataan Trump ini menjadi pertanda bahwa hubungan kedua negara akan kembali membaik?
Michael White, veteran angkatan laut AS sudah ditahan oleh Iran hampir sekitar dua tahun. White ditahan olehotoritas Iran karena melakukan penghinaan terhadap pemimpin tertinggi Iran melalui media sosial yang dipostingnya.
White pun dijatuhi vonis hukuman penjara selama satu dekade. Pembebasan Michael White oleh pemerintah Iran sepertinya merupakan imbas dari tekanan terus menerus yang dilakukan oleh pemerintah AS ke Iran agar membebaskan para warganya yang di tanah disana.
Sebelumnya AS berulang kali memberlakukan sanksi ekonomi ke Iran atas tudingan mengembangkan senjata nuklir. Apakah pembebasan White merupakan pertanda melunaknya Iran akibat tekanan yang selama ini diberikan pemerintah AS? Atau pembebasan ini semata sebagai wujud empati kemanusiaan akibat pandemi COVID-19 yang melanda dunia, khususnya bagi kedua negara.
Apabila kenyataannya lebih karena alasan kemanusiaan akibat pandemi COVID-19, maka sepertinya Michael White harus mengucapkan terimakasihnya kepada COVID-19. Dan baru kemudian (mungkin) ke Trump.
Semoga hubungan kedua negara ini bisa membaik pasca usainya pandemi agar semakin mengurangi ancaman ketegangan di dunia ini.
Salam hangat,
Agil S HabibÂ