Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gegara Pajak Netflix Cs, Perang Dagang Indonesia-AS Mungkinkah Terjadi?

5 Juni 2020   07:19 Diperbarui: 5 Juni 2020   08:20 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : www.alinea.id

Perang Dagang Indonesia -- AS?

Sukar untuk menyebut bahwa akan terjadi perang dagang antara Indonesia dan AS mengingat skala kekuatan ekonomi kedua negara yang cukup timpang. China yang begitu kuatnya secara ekonomi masih dibuat kelabakan oleh sikap Donald Trump, apalagi Indonesia. 

Meski tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia pun sebenarnya memiliki kemampuan untuk itu. Hanya sayangnya kita masih menjadi raksasa yang tertidur lelap yang tidak tahu kapan akan terbangun. 

Sejauh ini kita masih berharap akan adanya sikap baik negara lain terhadap Indonesia. Memberikan bantuan pinjaman lunak, memberi keringanan tarif cukai, dan lain sebagainya. Saat seharusnya kita bangga disebut sebagai negara maju, oleh karena situasi dan kondisi tertentu kita malah mengkhawatirkan dampak dari penyematan status itu. 

Entah apa yang akan dilakukan pemerintah Indonesia seandainya Trump mengeluarkan gertakan bahwa mereka enggan menuruti kemauan kita untuk memungut pajak dari perusahaan digital asal AS. Akankah kita menurut begitu saja terhadap keengganan mereka itu atau justru bersikap ngotot. AS bisa-bisa saja berlaku egois dengan mengacuhkan aturan pajak digital yang dimiliki Indonesia.

Untuk saat ini peluang kita hanyalah dari negara-negra lain yang sedang mengupayakan langkah serupa. Perusahaan raksasa digital milik AS seperti Google, Facebook, Twitter, Netflix, dan lain-lain beroperasi di banyak negara. Tidak hanya di Indonesia. Itu artinya para perusahaan raksasa itu mengeruk keuntungan dari banyak negara. 

Apabila negara-negara yang menjadi sasaran pengerukan keuntungan perusahaan digital milik AS tersebut sama-sama bersepakat memberlakukan aturan pengenaan pajak, maka secara otomatis kita akan memiliki "armada" yang cukup untuk menggertak AS dengan Donald Trump-nya itu. 

Teramat riskan apabila Trump "memusuhi" banyak negara sekaligus. Itu hanya akan melemahkan posisi AS di mata negara-negara internasional.

Masih mau lanjut Bu Sri Mulyani?

Salam hangat,

Agil S Habib 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun