Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Industrial Profiling Writer; Planmaker; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Grow Smarter Everyday

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Didi Kempot Wafat, Hati Sobat Ambyar Tersayat

5 Mei 2020   09:32 Diperbarui: 5 Mei 2020   11:09 2230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Didi Kempot | Sumber gambar : www.kompas.com

Dionisius Prasetyo atau yang biasa dikenal dengan Didi Kempot dikabarkan meninggal dunia pagi ini (05/05) di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. Menurut keterangan pihak rumah sakit, Didi Kempot masuk ke RS sekitar pukul 07.30 WIB dan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 07.45 WIB. 

Terkait penyebab wafatnya pelantun lagu "Stasiun Balapan" ini masih menunggu konfirmasi. Menurut kakak kandung almarhum, Didi Kempot sebenarnya tidak memiliki riwayat penyakit apapun. 

Dugaan sang kakak Didi meninggal dunia efek dari kecapekan. Apalagi belakangan ini Lord Didi memang sangat sibuk dengan aktivitas menyanyinya. 

Sebagaimana diketahui, Didi Kempot beberapa waktu terakhir ini karirnya sedang naik daun. Sobat ambyar banyak yang tersihir oleh lagu-lagunya yang "menyayat hati" itu.

Tapi, hari ini sobat ambyar dibuat "loro ati". Sang pujaan telah menghembuskan nafas terkahir dan meninggalkan para penggemar untuk selamanya. Tidak akan ada lagi lantunan lagu-lagu galau ala Lord Didi yang kesohor itu. 

The Godfather of Broken Heart atau Bapak Patah Hati Nasional itu telah berpulang untuk selamanya. Meninggalkan patah hati yang mendalam bagi pecinta campursari tanah air.

Sangat disayangkan memang, ketika beliau baru benar-benar bisa menikmati hasil jerih payahnya justru Sang Pencipta memanggilnya. Didi Kempot meninggal di usia yang ke-53 tahun. Tergolong uzur untuk mencapai puncak popularitas. 

Padahal Didi Kempot sudah memulai karirnya sejak tahun 1984. Selama itu ia "hanya" menjadi musisi kelas "pinggiran" mengingat popularitas campursari yang masih kalah jauh dibandingkan genre musik lainnya. 

Akan tetapi, beberapa waktu terakhir Lord Didi seakan membuat situasi berbalik. Campursari unjuk gigi dan menjadi begitu digemari. Apalagi yang bertema patah hati. 

Orang-orang yang bukan berlatar jawa dan tidak bisa bahasa jawa sekalipun turut tertarik menikmati karya-karyanya. Menembus batas etnis dan budaya. Didi telah menghadirkan sebuah fenomena baru akan musik yang menembus batas.

Didi Kempot boleh dibilang sebuah anomali, menilik latar belakangnya yang tergolong generasi X dan tema musik daerah. Namun justru kaum milenial menggandrungi karya-karyanya. 

Pesona sang maestro telah menyihir muda-mudi negeri ini dengan lirik yang menyayat hati. Sebuah pencapaian yang tidak setiap orang mampu meraihnya.

Kini sang maestro campursari itu telah tiada. Sobat ambyar pun kehilangan idola yang luar biasa. Suaranya yang merdu tidak akan bisa kita nikmati lagi secara langsung, kecuali hanya melalui rekaman-rekaman yang sudah ada. 

Tapi warisan berharga sang maestro akan tetap dikenang semua orang. Dan untuk beberapa waktu ke depan sepertinya karya-karya sang maestro akan jauh lebih banyak mengalun menemani hari-hari Sobat Ambyar, yang merindukan dan mengaguminya. 

Selamat jalan Lord Didi. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik disisi-Nya.

Salam hangat,
Agil S Habib 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun