Sudah beberapa waktu berlalu sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Kini jumlah korbannya sudah meningkat demikian pesat dibandingkan saat pertama kali pemerintah mengumumkan kasus positif voris corona menjangkiti warga Indonesia.Â
Bermacam-macam cara ditempuh demi memutus mata rantai persebaran seraya berharap angka kesembuhan terus meningkat dan vaksin antivirus bisa segera ditemukan.Â
Seluruh jajaran pemerintah turut dilibatkan untuk menangani pandemi terburuk dalam beberapa puluh tahun terakhir. Tapi apadaya kondisinya masih tidak jauh berbeda dibanding sebelumnya.Â
Sehingga membuat sebagian pihak merasa bahwa kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum maksimal dalam menyikapi kondisi ini.Â
Kritik yang diberikan oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa waktu lalu adalah sedikit diantara sekian ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 di Indonesia.
Salah seorang politisi Partai Demokrat yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Pemenangan Pemilu partai berlogo bintang mercy, Andi Arief, beberapa waktu lalu sempat memberikan pernyataan terkait perlunya Prabowo Subianto berada dalam barisan depan pemerintah dalam menanggulangi COVID-19.Â
Menurutnya, COVID-19 sudah sangat mengancam keamanan negara sehingga yang harus menanggulangi kondisi ini harusnya ia yang menahkodai bidang pertahanan. Yaitu Prabowo.Â
Seakan menerawang kembali ke masa sebelum beliau menjadi Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo memang merupakan kandidat Presiden Republik Indonesia sebelum akhirnya Jokowi mengunggulinya.Â
Seandainya kala itu Prabowo yang terpilih untuk memegang mandat jabatan presiden, mungkin situasinya akan sangat berbeda dibanding sekarang.Â
Presiden selaku pemegang tampuk kepemimpinan tertinggi sedikit banyak akan mempengaruhi ritme kinerja pemerintah secara keseluruhan. Lantas kira-kira apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi pandemi COVID-19 ini jikalau Prabowo presidennya?
Membangun Sinergi Internasional Penanganan Pandemi