Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

September 2020, "Stay Alive" dengan Skenario Terburuk Pandemi Covid-19 di Indonesia

3 April 2020   15:06 Diperbarui: 3 April 2020   15:01 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pandemi COVID-19 di Indonesia : Shutterstock

Berdasarkan angka kematian yang dirilis oleh pemerintah dengan jumlah kasus 170 orang meninggal dunia dari total 1.790 kasus yang terdata per 3 April 2020 atau 9.5%, maka dengan skenario 1 jumlah korban meninggal dunia bisa mencapai angka puluhan ribu pada akhir Agustus atau awal September 2020.

Mampukah Kita Bertahan?

Anggap saja pandemi ini baru akan berakhir sesuai skenario 1. Mampukah kita bertahan menjadi salah seorang yang tidak berada dalam "daftar" puluhan ribu orang yang gugur karena covid-19? 

Apa yang bisa kita upayakan untuk menjadi orang yang lolos "seleksi alam" ini? Tetap hidup, tetap sehat. Dahlan Iskan dalam tulisan di laman pribadinya, disway.id, menceritakan perihal apa yang dilakukan oleh rekannya di China sana sehingga bisa melalui periode pandemi dengan sehat tanpa terinfeksi sekalipun.

Apa yang dilakukan? Mereka mengikuti anjuran dari salah seorang dokter terpercaya di negeri panda. Namnya dokter Zhang Wenhong. Kata-kata dokter ini dipandang sangat "sakral" yang akan selalu diikuti oleh warga China. 

Apa yang menjadi anjuran sang dokter? Sederhana. Banyak minum air, minum susu, makan telur ayam, banyak tidur, dan tidak keluar rumah. 

Dengan kata lain, opsi untuk bisa terus sehat dan tetap selamat adalah dengan mengikuti anjuran physical distancing sembari menjaga tubuh dengan asupan yang sehat. Namun apakah semua penduduk di Indonesia bisa mengikutinya?

Salam hangat,
Agil S Habib 

Refferensi: [1]; [2]; [3]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun