Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyoal Kualitas Rumah Sakit Rujukan Covid-19

28 Maret 2020   11:51 Diperbarui: 28 Maret 2020   12:03 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto RSPI Sulianti Saroso, salah satu rumah sajit rujukan korban coronavirus yang ditunjuk pemerintah | Sumber gambar : kabar24.bisnis.com

Pandemi yang membikin kalut banyak orang, ditambah kondisi tempat perawatan yang kurang bersahabat. Bisa-bisa bukannya sembuh yang didapat, tetapi justru frustasi dan emosi.

Dalih kelas ekonomi dalam kasus covid-19 tidak bisa lagi dijadikan alasan minimnya kualitas pelayanan. Karena covid-19 tidak memiliki kriteria ekonomi dalam menjangkiti korbannya. 

Semua orang, tua atau muda, kaya atau miskin, pria atau wanita, kecil atau dewasa semua berpeluang sama untuk menjadi korban keganasan coronavirus. Sehingga semua pelayanan harus diberikan secara setara. 

Perawatan yang baik harus bisa dirasakan oleh semua orang. Pertanyaannya sekarang, mampukah semua rumah sakit rujukan melakukan hal itu? 

Jangan-jangan antara satu rumah sakit rujukan dengan rumah sakit rujukan lainnya memiliki ketimpangan dalam hal pelayanan, ketersediaan ruang isolasi, atau bahkan kepasitas dan kualitas tenaga medisnya. 

Pemerintah mungkin sudah memiliki pertimbangan tertentu dalam menentukan jumlah serta rumah sakit pada pada setiap daerah. Hanya saja apakah pemerintah sudah benar-benar menguji kualitas layanannya juga?

Saya khawatir akan adanya sebuah pernyataan yang menyebutkan, "masih syukur ada rumah sakit yang bersedia menjadi rumah sakit rujukan.", atau "Syukur-syukur rumah sakit kita masih bisa menampung jumlah korban terinfeksi coronavirus.", serta beberapa pernyataan sejenis lainnya. Apabila hal ini sampai terjadi maka itu tandanya ada keraguan besar dibalik kualitas penanganan pihak rumah sakit terhadap para pasiennya. 

Kita disini sedang membicarakan tentang kualitas, bukan tentang kuantitas. Apabila yang diungkapkan adalah terkait kuantitas rumah sakit yang bisa mengurus orang-orang terinfeksi covid-19, tentu ini adalah masalah serius.

 Semua jenis tempat bisa difungsikan sebagai rumah sakit selama memenuhi standar sebuah gedung rumah sakit. Rumah seseorang bisa menjadi gedung rumah sakit. 

Rumah ibadah pun juga bisa. Bahkan sebuah hotel dari bintang satu sampai bintang lima juga memiliki kemampuan serupa. Masalah utamanya adalah sebaik apa layanan yang diberikan. 

Sebaik apa daya dukung diberikan dalam merawat para pasien terinfeksi. Maksud utama seseorang masuk rumah sakit adalah mengupayakan kesembuhan atau kesehatan atas sakit yang dialaminya. Dan bagaimana bisa sebuah kesembuhan diperoleh apabila penanganannya tidak maksimal?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun