Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Astaganaga, Film Dewasa Gratis di Tengah Ancaman Covid-19, Untung Bukan di Indonesia

26 Maret 2020   06:45 Diperbarui: 26 Maret 2020   07:00 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi via tribunnews.com

Berbagai upaya ditempuh untuk memberikan dukungan terhadap kebijakan pemerintah dalam memerangi pandemi virus corona atai covid-19 di beberapa negara. Himbauan agar masyarakat melakukan karantina mandiri di tempat tinggal masing-masing dan menghindari pusat keramaian sejauh ini dianggap sebagai cara paling jitu untuk memutus rantai persebaran. 

Kebijakan lockdown diberlakukan oleh beberapa negara dengan tujuan seluruh warganya tetap berdiam diri di rumah. Namun sayangnya tidak selalu mudah untuk membuat setiap orang betah berlama-lama berdiam diri di rumah masing-masing. Apalagi bagi mereka yang terbiasa bersosialisasi dan menikmati hari-harinya bersua dengan banyak orang. Karantina diri bisa menjadi sesuatu yang begitu berat dan membosankan.

Sebagai upaya agar himbauan isolasi mandiri ini dituruti oleh setiap warga,segala upaya pun dilakukan dengan harapan bisa membuat warga lebih betah bertahan di rumah. Mulai dari cara otoriter hingga cara yang kreatif sekalipun. Italia yang begitu terpuruk setelah kehilangan nyawa ribuan warganya, dan bahkan pemimpinnya sangat frustasi atas ketidakpatuhan sebagian warganya mengikuti "prosedur" lockdown belakangan akan mengirimkan "penyembur api" kepada mereka yang tidak mentaati peraturan. 

Foto Ilustrasi | Sumber gambar : www.indozone.id
Foto Ilustrasi | Sumber gambar : www.indozone.id
Disisi lain, perusahaan film dewasa Pornhub memberikan layanan gratis di eropa terkait lockdown akibat covid-19. Hal ini mereka lakukan demi agar membuat warganya betah untuk menjalani masa isolasi di rumah.

Bagaimanapun juga lockdown adalah sebuah situasi yang menjadi mungkin menjadi satu-satunya opsi yang harus dipilih guna mengembalikan kondusivitas sebuah wilayah terkait pandemi coronavirus yang begitu luar biasa. Dan memang sepatutnya semua orang yang turut menjadi bagian dari kebijakan tersebut perlu bekerja sama. 

Memberikan tontonan yang "menarik" mungkin dirasa sebagai cara ampuh yang bisa membuat orang betah berlama-lama di depan layar televisi atau sejenisnya. Terlebih di negara-negara yang melegalkan industri porno seperti beberapa negara Eropa maka layanan itu mungkin dinilai sebagai suatu perlakuan "eksklusif". 

Padahal kita semua tahu seperti apa "konten" ini bekerja. Memantik syahwat, memanjakan nafsu, dan menggoda mata penikmatnya. Lebih jauh lagi efeknya pada otak orang-orang yang menontonnya dalam durasi berlebih. Apakah semua konsekeuensi itu samasekali tidak dipertimbangkan oleh beberapa negara yang mengizinkan layanan gratis semacam ini diberikan?

Untungnya, hal itu tidak terjadi di Indonesia. Tanpa "fasilitas" gratis dari Pornhub saja kasus "pelanggaran" seksualitas sudah cukup tinggi. Apalagi jika layanan seperti itu juga diberikan disini. Dalam konteks keagamaan, apa yang dilakukan oleh Pornhub itu bisa dibilang memperkeruh suasana. 

Coronavirus adalah sebuah pandemi luar biasa dengan taraf ancaman tinggi terhadap nyawa manusia. Sayogyanya seseorang yang tengah dikepung oleh pandemi ini lebih introspektif terhadap dirinya sendiri. Lebih mendekat kepada Sang Pencipta. Bukannya justru menikmati video porno. Namun itulah kenyataan yang saat ini kita lihat. Apakah ancaman keamtian yang dibawa covid-19 tidak lebih dari cukup untuk membuat seseorang menaati anjuran berdiam diri di rumah? Apakah masih perlu tontonan semacam video porno agar seseorang menyadari bahaya dari coronavirus?

Salam hangat,

Agil S Habib 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun