Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Soal Fatwa MUI, Saya Kira Adanya Pro dan Kontra Itu Wajar

19 Maret 2020   07:23 Diperbarui: 19 Maret 2020   07:45 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo | Sumber gambar : fin.co.id

Keyakinan dan keberserahdirian kepada Sang Pencipta adalah perlu. Karena bagaimanapun juga semua yang terjadi diatas bumi ini adalah sepenuhnya merupakan kehendak-Nya. Bukan hanya siapa-siapa yang terjangkit virus ini, selembar daun yang jatuh ketanah pun tak akan terjadi jikalau Ia tak berkehendak. 

Sehingga menuruti fatwa MUI adalah benar, pun meyakini sebagaimana yang Gatot lakukan juga tidak salah. Yang terpenting adalah bagaimana kita semua memelihara kebersihan diri, berpola hidup sehat, dan sejenisnya. Menurut WHO, covid-19 tersebar melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut mereka yang terinfeksi melalui batuk atau bersin. 

Tetesan itu kemudian disentuh oleh orang yang sehat. Kemudian, si orang sehat tadi menyentuh mulut, hidung, atau mata mereka. Selain itu, penularan juga terjadi saat orang yang sehat menghirup tetesan kecil itu dari orang terinfeksi saat sedang berdekatan. Melihat mekanisme penularan tersebut, maka para pakar medis menyarankan agar kita sering mencuci tangan agar seandainya virus itu menempel di tangan kita maka akan terbunuh. 

Begitu juga saat seorang yang bersin atau batuk hendaknya menutupi batuk atau bersinnya itu menggunakan tangan atau memakai masker. Tujuannya adalah agar tidak menyebarkan virus yang bisa saja diidapnya kepaad orang lain.

Untuk itu mari kita sama-sama bertanggung jawab menjaga kesehatan diri kita serta berupaya untuk menjaga kesehatan orang lain juga. Ikuti anjuran kesehatan yang ada. Sikapi secara arif dan bijaksana. Beragama itu indah.

Salam hangat,

Agil S Habib 


Refferensi :

[1]; [2]; [3]; [4]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun