Jikalau hal ini tidak disikapi secara tepat maka bukan tidak mungkin akan memicu perseteruan antar masing-masing individu. Oleh karena itu, rasa kekeluargaan dan saling menghargai satu sama lain juga perlu untuk ditumbuhkan.
Bagaimanapun juga kita adalah kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa berlepas diri sepenuhnya dari orang lain. Kita perlu berinteraksi dan berkomunikasi. Dalam konteks organisasi bisnis, tujuan besar perusahaan haruslah didukung oleh sinergi dari semua orang yang terdapat didalamnya. Sehingga sangatlah penting untuk membentuk kerjasama tim yang kuat.Â
Potensi kreativitas besar yang dimiliki oleh para milenial perlu dipadupadankan satu sama lain agar menunjang tujuan besar organisasi. Guna memastikan ini bisa terjadi, maka perlu adanya "latihan" khusus untuk itu.Â
Perlu adanya alokasi waktu khusus yang mewadahi aktivitas kebersamaan sesama karyawan suatu organisasi. Tujuan utamanya adalah memperbaiki kualitas interaksi, hubungan kekeluargaan, dan "chemistry" dalam kerjasama menuntaskan pekerjaan. Tentu akan sangat berbeda bekerja dalam semangat kasih sayang dibandingkan ketika ada perseteruan. Hasilnya akan sangat jauh berbeda.
Memberi Manfaat Lebih kepada Karyawan
Sesuatu yang mungkin terasa berat dilakukan namun menyimpan potensi besar adalah "investasi" berupa tunjangan yang "memanjakan" karyawan. Ada banyak jenis tindakan terkait hal ini seperti tunjangan makan, transportasi, jatah liburan gratis, fasilitas medis, dan lain-lain. Beberapa pengamat menyebtukan bahwa aktivitas semacam ini menjadikan seorang karyawan mengikrarkan loyalitasnya kepada organisasi dan "menjanjikan" imbal hasil yang berimbas pada kesejahteraan secara keseluruhan.
Sayangnya tidak semua perusahaan memandang ini penting untuk dilakukan. Kebanyakan malah justru berfikiran bahwa para karyawan mesti terlebih dahulu berkontribusi dahulu bagi perusahaan baru kemudian layak untuk diberikan tunjangan atau fasilitas yang demikian. Pada akhirnya yang terjadi adalah saling "menuding" satu sama lain antara pekerja dengan pemilik usaha.Â
Apalagi para milenial yang mendambakan banyak hal dalam hidupnya. Obsesi utama seorang milenial bukanlah tentang dedikasi dan loyalitas. Ada banyak hal lain yang lebih utama dari itu.Â
Apabila tempat kerja mereka saat ini dirasa cukup memberikan apa yang mereka mau, maka mereka akan berupaya sekuat tenaga untuk mempertahankan hal itu. Dengan kata lain karyawan milenial akan memberikan dedikasi terbaik demi agar manfaat yang diterima sebagai karyawan bisa terus diperoleh.Â
Namun yang perlu diingat bahwa aspek manfaat ini bisa jadi terus bergeser seiring berjalannya waktu. Manfaat itu harus sinkron dengan hal-hal yang dirasa penting oleh para pekerja milenialnya. Dan disini setiap pemilik organisasi bisnis perlu jeli memperhatikannya.
Antusiasme karyawan memang tidak menjadi sesuatu yang mudah untuk dibangkitkan. Perlu usaha ekstra untuk memastikan hal itu terjadi. Namun bagaimanapun juga besaran hasil yang diharapkan akan berbading lurus dengan upaya yang mesti dikerjakan.Â