Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika "Baitullah" Diisolasi Virus Corona

28 Februari 2020   07:26 Diperbarui: 28 Februari 2020   07:28 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Virus corona (Covid-19) benar-benar "melebarkan" ekspansinya ke segala penjuru. Dari awalnya hanya di sebuah kota bernama Wuhan di China, kini virus itu sudah mencapai Amerika Latin, Eropa, bahkan hingga ke Afrika. Beberapa negara di Timur Tengah pun tak luput dari wabah virus ini. 

Tempat-tempat wisata tujuan turis yang biasanya begitu ramai seolah mengalami serangan paling mengenaskan karena kehilangan jumlah pengunjung dalam jumlah besar seiring kekhawatiran tertukar virus tersebut dan juga adanya kebijakan pembatasan yang dilakukan pemerintah setempat dalam rangka mencegah penyebaran semakin meluas. 

Langkah ini juga yang diambil oleh pihak pemerintah Arab Saudi, negara yang memiliki tempat suci tujuan umat Islam sejagad raya, yaitu Ka'bah atau Baitullah. Kiblat umat Islam yang hampir setiap hari tidak pernah sepi kunjungan para tamu Allah dari berbagai belahan penjuru dunia.

Mengutip dari laman kompas.com, diperkirakan ada sekitar 7 juta peziarah yang datang mengunjungi Arab Saudi setiap tahunnya. Baik itu untuk melakukan ibadah umrah ataupun ibadah haji. Sedangkan dari Indonesia sendiri, jumlah jamaah umrah pada periode 2018-2019 lalu mencapai angka sekitar 970.000 jamaah. Belum lagi kalau ditambah dengan jumlah jamaah haji yang kuotanya mencapai angka 200 ribu lebih jamaah.

Semuanya berbondong-bondong ingin menatap "rumah" Allah (baitullah) dengan lebih dekat. Lalu apa jadinya ketika salah satu tempat paling istimewa bagi seluruh umat Islam tersebut kemudian "diisolasi" dan tidak bisa dikunjungi oleh warga luar Arab Saudi? Bukanlah Allah SWT membuka pintu selebar-lebarnya bagi seluruh hamba yang ingin "berkunjung" ke rumah-Nya? 

Tapi sekarang kita harus melihat kenyataan bahwa pengisolasian itu benar-benar terjadi. Pihak pemerintah Arab Saudi menutup sementara layanan ibadah umrah di negaranya dan tidak mengizinkan adanya kunjungan dari warga asing khususnya yang berasal dari negara-negara teridentifikasi virus corona. 

Bahkan Indonesia pun termasuk kedalam daftar negara yang dilarang tersebut, meskipun sejauh ini pemerintah Indonesia sudah berkali-kali menyatakan bahwa Indonesia negatif virus corona.

Apa yang terjadi di Arab Saudi seolah memberi kita gambaran betapa ganasnya "penetrasi" virus corona ini ke manusia. Sampai-sampai ia menjadi sebab dari diisolasinya sebuah tempat suci seperti Mekah dan Ka'bah-nya. 

Orang-orang yang ingin bertamu kesana terpaksa harus menunda sementara keinginan itu hingga batas waktu yang masih belum ditentukan. Karena sejauh ini terlihat belum ada tanda-tanda penyelesaian atas epindemi ini. Virus corona seakan sedang memisahkan keinginan seorang hamba untuk lebih dekat dengan Tuhannya.

Sejauh ini, Covid-19 benar-benar telah menjadi ujian besar bagi kita. Biarpun tidak menjadi salah satu korban yang terjangkit virus tersebut, tetap saja efeknya dirasakan oleh hampir semua orang. Beberapa organisasi bisnis mengalami kendala terkait pembatasan di beberapa negara, olimpiade 2020 di Tokyo terancam pelaksanaannya, dan kini para jamaah umrah terpaksa tidak bisa bertamu ke Baitullah. 

Ketika sebuah wabah telah menyentuh sebuah simbol ritual spiritual, maka itu artinya kita harus mengingat bahwa sebenarnya semua ini telah berada dalam "skenario" besar yang dibuat oleh produser dan sutradara alam semesta. Oleh karena itu kita tidak boleh lupa untuk berdoa dan berserah diri kepada-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun