Komunikasi orang tua anak merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan dalam rangka menciptakan harmoni keakraban dalam sebuah keluarga. Hubungan orang tua dengan sang buah hati tidak hanya dijalin ketika sang anak sudah memasuki usia dewasa, akan tetapi bahkan sejak sang anak masih dalam buaian ayah ibunya.
Hubungan ini perlu dijalin sejak sang buah hati masih baru mengenal dunia atau pada usianya yang masih sangat muda. Apakah hubungan yang dijalin antara orang tua dengan anaknya yang belum bisa berucap kata-kata adalah sesuatu yang efektif dilakukan? Sebuah penelitian menyebutkan bahwa cara terbaik membangun mindset positif seseorang adalah pada kisaran usia empat tahun kebawah. Artinya, menciptakan hubungan positif orang tua -- anak dengan usia sang buah hati masih dibawah empat tahun merupakan sesuatu yang sangat berharga.
Bagaimana sebuah hubungan komunikasi dijalin antara orang tua dengan anak-anaknya yang bahkan belum bisa melafalkan kata-kata secara jelas? Sebagian besar orang tua cenderung mengajak bicara putra-putri kecilnya dengan "memainkan" kalimat sehingga terdengar akrab bagi si kecil. Kalimat yang dilafalkan para orang tua itu biasanya dibuat "cadel" dengan aksen lucu serta seolah-olah merepresentasikan bagaimana si kecil berucap. Kalau "normalnya" kita berucap, "Adik kecil minum susu ya."
Maka kita selaku orang tua biasanya menggubah kalimat tersebut menjadi, "Dede minum cucu ya.". Mengubah kata "susu" menjadi "cucu" adalah bagian dari pengakraban orang tua kepada anaknya. Dalam kesempatan yang lain pun aksen kata-kata manja senantiasa kita tampilkan kepada buah hati kita.
Bagaimanapun juga si kecil yang sudah mulai belajar bicara adalah sebuah periode yang menyenangkan bagi orang tua. Berdialog dengan anak kecil yang kata-katanya belum terdengar jelas adalah sebuah kegembiraan tersendiri. Sehingga ketika kita coba menggunakan "bahasa bayi" dalam rangka mengakrabkan diri dengan mereka adalah sesuatu yang wajar.
Apakah buah hati kita tidak mengerti kata-kata yang kita lafalkan secara tegas dan jelas sebagaimana kita berkata-kata kepada orang kebanyakan? Belum tentu juga. Bisa jadi mereka sebenarnya juga memahami maksud dari perkataan kita. Namun penggunaan bahasa bayi juga memiliki manfaat untuk melatih sekaligus "pengantar" bagi si kecil dalam belajar berbahasa dan mengucapkan lafal perkataan yang lebih jelas dari waktu ke waktu. Selain itu, bahasa bayi juga bisa dikatakan sebagai bentuk pengertian orang tua kepada sang buah hati.
Terkadang memang ada kata-kata anak kecil yang sulit untuk kita tangkap. Lafal perkataannya tidak terdengar terlalu jelas hingga mengharuskan orang tuanya berfikir "keras" mencari maksud dari ucapan si kecil. Seorang anak kecil pada umumnya keinginannya masih terbatas pada beberapa hal tertentu saja, sehingga kita selaku orang tua masih bisa menerka-nerka apa gerangan yang mereka maksud. Akan tetapi belum tentu juga setiap orang tua mampu menangkap maksud dari ucapan buah hatinya.
Terlebih bagi mereka yang intensitas membaurnya sangat kecil. Hal inilah yang dikemudian hari akan menciptakan jarak keakraban antara orang tua dengan putra-putrinya. Sesibuk apapun orang tua, hendaknya ia menyempatkan diri untuk berkomunikasi, berdialog, atau bercakap-cakap dengan anaknya. Jangan menganganggap usia si kecil yang masih sangat muda dan belum bisa mengerti banyak hal itu tidak penting untuk diperhatikan.Â
Justru saat si kecil masih dalam usia empat tahun ke bawah merupakan periode emas untuk membentuk kepribadian sekaligus ikatan batin orang tua -- anak. Ketika periode tersebut diabaikan maka akan sangat sulit menemukan periode lain guna membangun momen keakraban serupa.
Bahasa bayi sepertinya memang terlihat remeh. Namun dibalik setiap kata-kata yang kita ucapkan kepada si kecil menggunakan "gaya" bahasa mereka maka disanalah terletak atensi, apresiasi, dan kecintaan mendalam sang orang tua kepada buah hatinya. Untuk memahami hati anak kecil tidak ada salahnya kita juga menjadi "anak kecil".
Kita berupaya untuk menempatkan posisi kita setara dengan mereka untuk menciptakan suasana akrab. Lambat laun seiring kedekatan yang kita bangun melalui setiap "diskusi" dengan si kecil hal itu akan menanamkan rasa sayang didalam diri si kecil kepada orang tuanya. Dengan demikian harmoni sebuah keluarga akan lebih memungkinkan untuk terwujud. Â Â
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H