Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Berapa Lama Gajimu Bertahan di ATM?

28 Januari 2020   06:45 Diperbarui: 28 Januari 2020   22:06 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaji yang masih tersimpan rapih. (sumber gambar: pixabay.com)

Waktu akhir bulan barangkali merupakan saat-saat yang ditunggu oleh sebagian kaum pekerja. Apalagi kalau bukan karena periode waktu gajian. 

Pada umumnya suatu perusahaan, lembaga, atau institusi akan memberikan gaji karyawannya pada periode akhir masa kalender bulanan meski tidak menutup kemungkinan sebagian diantaranya ada yang baru membagikannya di awal bulan. Namun secara umum bagi mereka para karyawan bulanan akan memperoleh gajinya pada kisaran waktu tersebut.

Mengapa saat-saat itu begitu dinantikan? Ada cukup banyak hal yang bergantung urusannya oleh sebab keberadaan gaji. Kebutuhan bulanan pribadi dan keluarga, jatah membayar cicilan, hingga mempergunakannya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan selama beberapa waktu sebelumnya. 

Sangat beraneka ragam kaitan antara gaji dengan pengalokasiannya. Tergantung pada masing-masing orang. Sehingga tidak jarang keberadaan gaji tidak lebih dari sekadar angin lalu belaka. Hanya sejenak "mampir" ke rekening pribadi, akan tetapi tidak lama kemudian menyebar entah kemana. 

Upah yang diperoleh dari bekerja selama satu bulan untuk menghabiskannya tidak butuh waktu lama. Bahkan mungkin waktu kurang dari satu minggu sudah lebih dari cukup untuk menguras saldo isi ATM yang kita miliki.

Pernahkah kita menghitung waktu terkait berapa lama uang gaji yang kita terima bertahan di ATM? Sepertinya tidak sedikit dari kita yang memiliki kecenderungan untuk langsung "menguras" isi saldo rekening begitu informasi gajian telah kita terima dari rekan sejawat di tempat kerja. 

Alokasi "sono sini" langsung dilakukan, dan selebihnya langsung digesek untuk "menjaga" dompet agar tidak kosong melompong. Kartu ATM pun akhirnya hanya menjadi alat transaksi yang dipakai beberapa kali saja dalam satu bulan.

Gesek Secukupnya

Setiap kali "mengintip" sisa saldo rekening kita akan selalu muncul godaan untuk mengambil sebagian diantaranya. Entah karena kita memang benar-benar butuh atau hanya sekadar ingin menambah isi dompet saja. Saat isi saldo masih cukup banyak mungkin kita merasa cukup aman dengan situasi yang ada. 

Namun tatkala nominal yang tampak di layar mesin ATM semakin sedikit, maka serasa ada kekhawatiran yang tiba-tiba menghinggapi. "Cukup ga ya untuk kebutuhan sampai akhir bulan?" Dan akhirnya kita pun mulai mengurangi porsi konsumsi dibandingkan ketika uang gaji baru masuk ke rekening pribadi kita.

Kalau boleh jujur, setiap orang mungkin akan mengatakan bahwa besaran gaji yang ia terima akan selalu tidak cukup untuk memenuhi hasratnya mengingat ada cukup banyak keinginan yang terngiang di setiap kepala seseorang. Sehingga penting kiranya untuk menahan diri serta memiliki perencanaan anggaran yang memadai. 

Besaran gaji yang kita terima hendaknya bisa dialokasikan sebijaksana mungkin agar setiap pos penting kebutuhan kita dapat ditutupi tanpa kita harus tunggang langgang di akhir bulan menjelang masa gajian. 

Sudah cukup banyak dari kita yang hidup "mewah" sesaat setelah gajian namun berubah menjadi "gembel" di akhir periode sebelum gajian berikutnya tiba. 

Kita cenderung "ugal-ugalan" melakukan tarik tunai uang kita di ATM begitu saldo rekening kita bertambah, dan baru "menyesal" setelah jumlahnya menurun jauh dari sebelumnya. Anehnya, tidak sedikit yang terus-menerus mengulang tindakan serupa pada beberapa waktu setelahnya.

Mari menerapkan pola hidup yang lebih bijak, terutama dalam mengelola keuangan kita dari gaji. Gesek seperlunya saja setelah mendapati gaji sudah turun dari tempat kerja. Rencanakan dengan matang setiap pos pengeluaran. 

Pastikan bahwa pengeluaran itu memang benar-benar sesuatu yang kita butuhkan. Merencanakan keuangan pribadi dan keluarga tidak perlu menunggu nominal gaji meningkat pesat. 

Apalagi ketika gaji menjadi satu-satunya sumber pemasukan kita. Maka kita harus mulai berfikir tentang bagaimana mengelola sumber daya gaji itu untuk menunjang eksistensi kita di masa yang akan datang.

Salam hangat,
Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun