Oleh karena itu mereka harus menyeimbangkan setiap lini pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Sebaliknya, para pekerja juga memiliki tingkat kebutuhannya juga. Mereka butuh bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan mereka juga berharap memiliki penghasilan yang lebih besar dari waktu ke waktu. Memang bukan perkara mudah menemukan "trade off" diantara dua kepentingan.Â
Namun daripada mencari celah untuk saling meniadakan satu sama lain, bukankah sebaiknya setiap pihak mencari titik temu persamaan kepentingan sehingga bisa merumuskan solusi terbaik bagi semua pihak yang terkait?
Jikalau pada kondisi tertentu perusahaan memang harus mengambil langkah mengurangi tenaga kerja manusianya, maka alangkah baiknya apabila hal itu dilakukan dengan tetap memberi support kepada orang-orang yang kelak akan "dibebastugaskan" itu. Minimal dengan pesangon yang memadai, atau syukur-syukur dengan memberikan bekal keterampilan yang lain.Â
Bagaimanapun juga tidak setiap orang yang keluar dari satu pekerjaan akan dengan mudah mendapatkan pekerjaan lainnya. Selain dari kendala lowongan kerja yang terbatas, mungkin usia mereka dianggap kalah bersaing dengan orang lain yang lebih muda. Padahal cukup banyak angkatan kerja kita yang usianya tidak muda lagi.
Disingkirkan oleh Mesin?
Pekerjaan-pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh tangan manusia secara langsung kini sudah banyak yang diambil alih mesin. Memang ada kelebihan-kelebihan pada mesin yang memungkinkannya bekerja lebih lama daripada jam kerja manusia, juga tingkat presisi yang lebih stabil dibandingkan apa yang dilakukan oleh manusia.Â
Dalam banyak hal mesin memang unggul terhadap manusia. Akan tetapi satu hal yang membuat kita lebih unggul dari mesin adalah perihal keberadaan akal dan kreativitas didalam diri kita.
Kita tidak mungkin selamanya bergantung pada pekerjaan yang mengahruskan kita "mengabdi" kepada orang lain. Ada saatnya dimana nanti kita mesti "mandiri" dalam menjalani profesi. Ada masanya ketika masa kerja kita memasuki periode yang mengharuskan untuk pensiun.Â
Sehingga mau tidak mau kita memang harus bersiap untuk itu, baik melalui investasi untuk mendapatkan kebebasan finansial di hari tua atau mungkin dengan membuka usaha pasca pensiun dari pekerjaan. Hal itu suatu saat harus kita jalani.
Dunia industri dengan prinsip perbaikan berkelanjutan mungkin akan mengusik kenyamaan kita dalam bekerja di suatu korporasi. Yaitu seiring kemungkinan adanya pengurangan tenaga kerja manusia sebagai wujud efisiensi dan produktivitas kerja.Â