Nilai-nilai spiritualitas hanya dianggap sebagai bagian dari ritual semata tanpa membawanya ke kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya sosok Sang Pencipta hanya dianggap ada di tempat-tempat peribadatan saja, sedangkan di tempat lain Tuhan dianggap tidak ada.
Menurut Daniel Goleman, seseorang yang cerdas secara emosi adalah mereka yang mampu memadukan kecerdasan didalam dirinya untuk mengelola emosi yang ia miliki.
Namun, ada cukup banyak orang yang mahir dalam memainkan emosinya sehingga terlihat baik oleh orang lain.Â
Rey Sinaga dinilai sebagai pribadi yang ramah, khususnya kepada para korbannya. Namun itulah yang justru paling menakutkan dari dirinya. Ia laksana seorang pembunuh berdarah dingin. Diam-diam menghanyutkan.Â
Seandainya Rey Sinaga mampu mengontrol dengan baik hasrat didalam dirinya, maka ia mungkin tidak akan sampai melakukan aksinya ini.Â
Syahwat adalah sisi "hewani" yang terselip didalam tubuh manusiawi kita. Jika ia dibiarkan merajalela, maka hal itu akan membuat kita tak ubahnya binatang atau bahkan lebih buruk lagi.Â
Sehingga kita diberikan akal untuk mengelola agar syahwat itu tidak kebablasan. Kita diminta untuk menekan syahwat dalam suatu kondisi tertentu dan diizinkan untuk menyalurkannya sesuai koridor yang ditentukan seperti dengan pernikahan yang layak.
Sisi emosi seseorang cenderung lebih mudah terombang ambing dan terpengaruh oleh lingkungan jikalau tidak dibarengi dengan sistem kendali yang mumpuni.Â
Salah satunya yaitu dengan meresapi nilai-nilai spiritualitas. Â Spiritualitas bukan sebatas kita merutinkan diri menjalani ritual ibadah, tetapi hal itu juga harus diimplementasikan dalam tindakan nyata.
 Bagaimanapun juga sudah seringkali ditemukan para pemuka agama yang berbuat tidak senonoh kepada anak didiknya. Padahal mereka itu tahu agama. Ini berarti tahu saja tidak cukup. Mengerti saja masih kurang. Mesti wawasan itu menjelma kedalam sebuah perilaku yang agung.Â
Semoga kita bisa belajar dari kasus Rey Sinaga ini dan jangan biarkan emosi mengambil kendali penuh atas diri kita. Justru kita harus memegang penuh ekndali emosi serta perasaan dan menyelaraskannya dengan nilai-nilai mulia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.