Uni Eropa (UE) meradang seiring diberlakukannya kebijakan larangan ekspor bijih nikel oleh pemerintah Indonesia per 1 Januari 2020 nanti. Kebijakan ini diambil lantaran cadangan nikel Indonesia mulai menipis.
Selain itu, pemerintah juga merencanakan program hilirisasi produk nikel. Selama ini kita cenderung melakukan ekspor bahan mentah, sedangkan potensi nikel untuk menjadi beragam produk bernilai tinggi sangatlah besar seperti untuk pembuatan baja anti karat (stainless steel), logam paduan besi, logam paduan nonbesi, pelapisan logam (plating), pembuatan baterai, dan lain-lain.
Bisa dibilang nikel adalah salah satu tulang punggung dari beberapa sektor industri lain dan bahkan mendapatkan julukan "The mother of Industry".Â
Sekilas kita bisa melihat adanya kemiripan antara nikel dengan vibranium, sebuah material "fiktif" yang terdapat dalam komik dan film superhero Marvel. Vibranium disebut sebagai logam multifungsi yang menjadi pilar penciptaan teknologi mutakhir di negeri Wakanda.
Mengapa UE terlihat begitu "bernafsu" untuk menerima pasokan ekspor nikel dari Indonesia? Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa UE memiliki target mengurangi emisi global sebanyak 30% melalui penggunaan kendaraan listrik pada tahun 2045 mendatang.
Untuk merealisasikan hal itu mereka membutuhkan bijih nikel dalam jumlah cukup guna dikembangkan menjadi lithium battery yang tidak lain adalah penyokong utama kendaraan listrik.Â
Belum lagi melihat peranan nikel dalam industri otomotif seperti untuk membuat baja anti karat, pelapisan loga, dan lain sebagainya. Keberadaan Indonesia terasa begitu penting karena kita adalah negara peringkat-6 pemilik stok nikel terbesar di dunia.Â
Dengan kata lain hal itu membuat negara kita memiliki andil penting dalam menentukan jumlah pasokan berikut harga nikel dunia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa negara-negara eropa mendominasi kelompok negara-negara berperadaban maju di dunia. Tata kota mereka luar biasa, dunia industri mereka berkembang pesat, sektor bisnis juga cukup dominan.Â
Singkat kata, negara-negara di eropa termasuk sebagai negara berperadaban tinggi. Khususnya dalam hal teknologi.
Hanya saja memang dibalik megahnya peradaban bangsa eropa itu tersimpan ketergantungan besar terhadap bangsa lain guna memastikan eksistensi mereka pada masa mendatang akan tetap terjaga.Â