Kecenderungan seseorang yang mana ketika rekannya, kerabatnya, anak buahnya, atau siapapun mereka yang didera lupa akan sesuatu sehingga menimbulkan efek tidak nyaman pada diri seseorang adalah dengan menghakimi. Yang paling umum dilakukan adalah dengan memarahinya.Â
Namun apakah hal itu efektif? Bagi orang-orang yang anti terhadap luapan amarah orang lain bisa saja hal itu menjadi pembelajaran berharga sehingga membuat mereka lebih berhati-hati untuk kedepannya. Akan tetapi bagaimana jika orang-orang yang lupa tersebut sudah "kebal" telinganya terhaadap caci maki, umpatan, apalagi amarah? Sepertinya luapan amarah bukanlah sesuatu yang terlalu efektif untuk dilakukan.Â
Menghakimi adalah bentuk punish atau hukuman, bukan sebuah solusi atas lupanya seseorang. Tidak ada jaminan memarah-marahi seseorang akan merubahnya menjadi tidak pelupa lagi. Oleh karena itu, seorang pimpinan yang baik akan mencari cara yang lebih efektif dalam menuntaskan permasalahan seperti ini.
Tidak bisa dipungkiri bahwa lupa bisa melanda siapa saja. Hanya saja yang harus diketahui oleh seorang pimpinan adalah bagaimana agar seandainya lupa itu melanda salah seorang atau lebih anggota timnya hal itu tidak sampai berdampak besar terhadap kinerja tim secara keseluruhan.Â
Sehingga pada pos-pos penugasan tertentu yang kiranya benar-benar krusial yang menuntut tidak adanya kesalahan sekecil apapun, maka sosok-sosok yang "terkenal" pelupa harus "dijauhkan" dari sana. Beri mereka tugas yang tidak terlalu membutuhkan kemampuan mengingat yang besar.Â
Para pelupa ini bukanlah suatu aib, melainkan mereka memiliki potensinya sendiri dalam menjalankan suatu tugas dan tanggung jawab.
Menyuruh orang untuk tidak lupa bukanlah suatu perkara mudah. Makian, amarah, bahkan Surat Peringatan sekalipun belum tentu ampuh untuk menuntaskan permasalahan itu. Salah satu cara paling aman untuk menyiasati hal ini adalah dengan menerapkan prinsip the right man in the right place. Tempatkan orang-orang yang mempunyai kemampuan ingatan lebih baik untuk memegang kendali pekerjaan yang membutuhkan daya ingat mumpuni. Semoga bisa memberikan masukan berharga.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H