Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mulai mengetahui sedikit banyak seluk beluk kondisi fundamental perusahaan untuk membantu kita agar tidak salah dalam mengambil keputusan memilih tempat kerja. Bagaimana caranya?
Belajar Fundamental Keuangan Perusahaan
Seorang investor yang menarget saham-saham korporasi pasti akan melakukan analisis awal terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Sang investor pasti akan menelaah beberapa aspek penting seperti EPS (Earning Per Share) atau laba bersih per lembar saham.
Terkait dengan EPS ini, umumnya investor akan mencari perusahaan dengan EPS yang bertumbuh dari waktu ke waktu. Hal ini menandakan bahwa perusahan tersebut bertumbuh dan keuntungan atau labanya mengalami kenaikan.
ROE (Return On Equity) atau rasio laba bersih yang diraup perusahaan dibandingkan dengan total kekayaan bersih yang dimiliki. Melalui rasio ini seorang investor bisa mengetahui seberapa efisien suatu perusahaan dijalankan.
Untuk menentukan besaran nilai ROE yang bisa disebut bagus atau tidak, seorang investor akan membandingkan ROE beberapa perusahaan sejenis dalam industri yang sama atau dengan melihat tren pertumbuhan ROE dari waktu ke waktu.
Investor juga seringkali menggunakan rasio DER (Debt to Equity Ratio) atau rasio jumlah kewajiban dan hutang yang dimiliki perusahaan dibandingkan modal bersihnya.
Pada umumnya investor akan mencari DER yang tidak lebih dari 1. Perusahaan dengan DER lebih besar dari 1 dianggap memiliki risiko besar secara keuangan seperti bangkrut dan sejenisnya.
Sebenarnya masih ada beberapa parameter rasio lain yang dijadikan acuan para investor dalam menilai fundamental perusahaan apakah layak atau tidak untuk investasi.
Tetapi untuk keperluan menilai prospek tidaknya suatu tempat kerja kita masuki, rasio seperti EPS, ROE, dan DER tadi sudah cukup untuk memberi gambaran.