Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pilih Stafsus dari Kalangan Milenial, Presiden Jokowi bak "Talent Scout" Politik?

22 November 2019   07:14 Diperbarui: 22 November 2019   07:16 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi beserta 7 Staf Khusus Milenial Presiden | Sumber gambar : cnnindonesia.com

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini mengumumkan 7 orang staf khusus (stafsus) kepresidenan yang semuannya merupakan anak muda dari kelangan generasi milenial.

Mengutip dari laman detik.com, nama-nama staf khusus presiden tersebut yaitu Adamas Belva Syah Devara (29 tahun) yang tidak lain merupakan founder dan CEO startup Ruang Guru.

Kemudian ada nama Putri Tanjung (23 tahun), putri pengusaha ternama Chairul Tanjung dan merupakan CEO Creativepreneur Event Creator.

Andi Taufan Garuda Putra (32 tahun), pendiri lembaga keuangan mikro Amartha Microfinance yang memberikan suntikan keuangan untuk kelas menengah kebawah.

Ayu Kartika Dewi (36 tahun), pendiri gerakan SabangMerauke yang mengajarkan nilai toleransi dan keindonesiaan dalam program pertukaran pelajar.

Gracia Billy Mambrasar (30 tahun), putra Papua dan pendiri Yayasan Kitong Bisa serta merupakan Duta Pembangunan Berkelanjutan Indonesia.

Angkie Yudistia (32 tahun), pendiri dan CEO Thisable Enterprise yang bergerak dalam misi sosial membantu kaum difabel.

Terakhir, ada nama Aminuddin Ma'ruf (33 tahun) yang memiliki rekam jejak sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014 -- 2016 dan juga pernah menjabat sebagai Seketraris Jenderal Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi), yang tidak lain adalah kelompok relawan pendukung pasangan Jokowi -- Ma'ruf Amin pada pemilu presden -- wakil presiden 2019 yang lalu.

Meskipun 7 nama tersebut telah ditunjuk menjadi stafsus presiden, Presiden Jokowi menyatakan bahwa mereka bekerja tidak full time. Akan tetapi setiap masukan dari para stafsus tersebut bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun mengingat kecanggihan teknologi sudah memungkinkan untuk itu. Penunjukan stafsus dari kalangan milenial memang menarik untuk diperhatikan.

Presiden Jokowi terkesan memberikan atensi lebih kepada kaum muda di era pemerintahannya yang kedua ini. Setelah Mas Nadiem Makarim ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), kini beliau kembali memilih nama anak-anak muda untuk menjadi bagian dari staf khususnya. Apa sebenarnya motif sang presiden dalam melakukan kebijakan "mengorbitkan" anak-anak muda ini?

Presiden Jokowi mungkin mengangkat anak-anak muda tadi dengan harapan mampu memberikan pandangan yang lebih segar dalam pengelolaan bangsa ini kedepan. Namun tanpa disadari sebenarnya presiden juga tengah mengajak anak-anak muda itu untuk ikut terjun dalam dunia politik Indonesia.

Presiden bertindak laksana talent scout yang memantau bakat-bakat muda kemudian memberi mereka kesempatan unjuk gigi di panggung politik Indonesia. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti para stafsus muda presiden tersebut akan menerima "serangan" dari lawan politik Presiden Jokowi. Sehingga presiden dan segenap jajarannya juga perlu untuk melindungi para stafsus yang memang masih "hijau" dalam kancah politik tanah air.

Para stafsus akan menjadi sumber informan Presiden Jokowi dalam membuat suatu kebijakan. Apabila kebijakan tersebut ternyata memicu kontroversi, sedangkan kebijakan tersebut adalah buah dari masukan stafsus anak muda tadi maka secara tidak langsung hal itu juga akan berdampak terhadap pribadi stafsus tersebut.

Namun kita patut optimis bahwa stafsus presiden yang terpilih dari kalangan milenial itu adalah orang-orang spesial yang memiliki rekam jejak membanggakan. Pada usia mereka yang tergolong muda, prestasi yang mereka capai tidaklah main-main. Prestasi tersebut diperoleh melalui upaya yang tidak mudah dan barangkali juga menguji mental mereka. Hal inilah yang barangkali mampu menjadi bekal tatkala mengarungi hari-hari sebagai stafsus presiden.

Stafsus milenial yang dipilih oleh Presiden Jokowi ini secara umum memiliki latar belakang yang jauh dari politik. Mereka lebih banyak berkecimpung dalam aksi sosial masyarakat. Ketika kini mereka berada dalam pusaran kekuasaan, apakah hal itu kelak akan membuat mereka berubah haluan dan menjadi tertarik ikut terjun dalam perpolitikan di Indonesia? Mungkin saja.

Setidaknya, dengan menjadi stafsus presiden para anak muda milenial ini akan bisa "belajar" lebih dekat serta melihat lebih dalam hingar bingar nuansa politik negeri ini. Mau tidak mau, suatu saat nanti kaum muda kita juga akan menggantikan orang-orang lama yang menduduki kursi-kursi kekuasaan negeri ini. Wajah-wajah baru itu akan bermunculan ketika waktunya tiba. Mereka hanya butuh "jalan masuk" untuk memulai perjalanan "baru" mereka.

Mungkinkah jalan masuk itu adalah dari kebijakan Presiden Jokowi ini? Apapun yang terjadi nanti, kita tentu berharap bahwa anak-anak muda yang menjabat stafsus presiden ini benar-benar mampu berbuat banyak untuk kemajuan bangsa Indonesia. Selain itu, kita juga berharap bahwa kaum milenial pilihan presiden ini mampu menjadi contoh bagi orang-orang di generasinya untuk berkembang serta bisa memberikan sumbangsih berharga untuk negeri ini.

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi :

[1] ; [2] ; [3]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun