Pencitraan yang mereka lakukan umumnya diilhami dari nama besar orang tua atau memiliki rekam jejak terkait dengan pemerintah desa yang sebelumnya.Â
Kalau kita sering menyaksikan persaingan perebutan tampuk kekuasaan seringkali terjadi aksi saling sikut, bisa jadi dalam kontestasi pilkades ini juga terjadi hal serupa di beberapa wilayah tertentu.
Sedangkan di beberapa wilayah lainnya lebih damai dan bersahabat. Apabila kita ingin belajar lebih dekat tentang demokrasi di desa-desa atau kampung-kampung, maka tidak ada salahnya kita mengkaji lebih dekat pesta demokrasi di desa-desa sekitar tempat tinggal kita atau bahkan di desa kita sendiri.
Selama ini kita mungkin lebih tertarik untuk melihat demokrasi dalam skala besar suatu negara. Namun, untuk melihat sejauh apa demokrasi terjadi di negara kita maka melihat pada tataran bawah struktur suatu negara yaitu di desa-desa atau kampung-kampung bisa merepresentasikan kualitas demokrasi yang kita miliki. Demokrasi ala kampung tetaplah demokrasi. Perbedaannya hanya pada skalanya saja.
Desa bukanlah sesuatu yang layak dipandang remeh. Desa adalah sebuah entitas yang memiliki peluang besar mengerek kemajuan suatu bangsa jikalau berhasil diberdayakan secara optimal.Â
Ada beberapa desa populer di tanah air seperti kampung inggris yang terletak di Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur. Ada juga desa yang belakangan ini cukup menjadi perbincangan banyak pihak, bahkan hingga keluar negeri. Desa Umbul Ponggok, di Klaten, Jawa Tengah.
Aparat desa yang berkualitas ternyata mampu menjadi penggerak perekonomian rakyat di level grassroot. Sekilas mungkin kita memandang pilkades sebagai seremonial yang tidak terlalu penting.Â
Namun dibalik itu ternyata ia menyimpan peranan luar biasa besar dalam mempengaruhi perkembangan sebuah negara.Â
Jikalau selama ini kita merasa begitu peduli terhadap percaturan politik tanah air berikut pemerintahannya, mengapa kita tidak memberikan atensi serupa terhadap pengelolaan sebuah desa?Â
Jangan-jangan selama ini minimnya perkembangan bangsa ini karena perkembangan desa seringkali kita abaikan.
Salam hangat,
Agil S Habib