Sehingga setiap ibu hamil harus lebih memperhatikan kondisi kesehatannya sendiri, salah satunya dengan mengenakan masker apabila melakukan aktivitas di luar ruangan.Â
Selain itu, para ibu hamil juga harus lebih care terhadap indeks pantauan polusi udara. Apabila pantauan udara menunjukkan kondisi yang sangat tidak sehat, maka lebih baik mempertimbangkan kembali untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan, terutama di siang hari.Â
Kewaspadaan harus lebih ditingkatkan lagi terutama bagi para bumil yang baru menginjak usia kehamilan trisemester pertama dimana pada usia kehamilan ini risiko keguguran masih cukup tinggi.
Beberapa hal tadi sebenarnya bukanlah solusi yang menyelesaikan masalah polusi secara tuntas, melainkan hanya sekadar tindakan preventif sederhana. Bagaimanapun juga selama sumber polusi itu masih ada, maka ancaman dari polusi udara akan terus ada.Â
Namun hampir tidak mungkin kiranya bagi kita menghilangkan semua sumber polusi yang ada itu seperti pabrik-pabrik serta kendaraan bermotor.Â
Kita hanya bisa sedikit "meredam" persebaran polusi udara yang terjadi seperti dengan melakukan substitusi kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik.Â
Kemudian mengapa kita tidak memperbanyak "area hijau" dengan menanam pepohonan di tempat-tempat dengan tingkat "populasi" industri yang tinggi sehingga udara bisa mengimbangi "suplai" polusi dari pabrik-pabrik yang berada disana?
Nasib generasi selanjutnya amat bergantung pada cara kita memperlakukan lingkungan saat ini. Salah satunya terkait penanganan terhadap polusi udara.Â
Jangan sampai hak hidup dari janin yang dikandung para ibu-ibu hamil tersebut justru kita renggut seiring keacuhan kita membiarkan polusi terjadi semakin parah dari waktu ke waktu. Kita harus menyikapi hal ini secara serius dan bergegas melakukan tindakan penanggulangan yang terbaik.
Salam hangat,
Agil S Habib
Refferensi: [1]; [2]; [3]; [4]