Pada umumnya, kendala yang seringkali dijumpai pada orang-orang yang belum menikah tapi sangat ingin menikah adalah ketiadaan calon pasangan hidup. Ingin menikah tapi belum punya calon, ingin menikah tapi masih jomblo, ingin menikah tapi belum tahu pasangan seperti apa yang diinginkan.Â
Bahkan sebagian orang yang sudah berpasangan pun adakalanya ragu terhadap pasangannya. Mungkinkah sang pasangan adalah sosok terbaik yang siap menerima kita apa adanya? Keraguan ini seringkali membayangi. Diperlukan sebuah langkah bijak untuk menyikapi kegalaun tersebut.
Pada dasarnya masalah ketiadaan pasangan atau keraguan terhadap pasangan merupakan sesuatu yang wajar dialami. Untuk mengatasi hal itu kita bisa memulainya dari diri sendiri.Â
Apa yang menjadi harapan kita tentang pasangan yang nantinya ingin kita nikahi, maka itulah yang harus kita terapkan dalam hidup kita. Ketika kita mendambakan seseorang yang berparas baik, maka kita juga harus mengupayakan diri kita berpenampilan serupa. Pada prinsipnya, semua manusia diciptakan baik, tampan, cantik oleh Allah SWT.Â
Hanya apakah kita merawat pemberian-Nya dengan baik atau tidak. Ingin punya pasangan yang bersih tapi malas membersihkan diri tentu tidak tepat. Mendambakan suami / istri yang taat beragama tetapi kita sendiri tidak berusaha untuk taat juga bukan tindakan benar. Apa yang kita inginkan dari orang lain harus kita perjuangkan ada pada diri kita.
Bagaimanapun juga aksi itu akan berbalas reaksi. Saat kita beraksi baik, maka akan mendapatkan reaksi baik. Hal ini bukan berarti saat kita mendambakan suami / istri cantik atau tampan lantas hal itu menjadikan kita terobsesi hingga sampai melakukan operasi plastik.Â
Hal itu sangat tidak tepat. Kualitas terbaik didalam diri seseorang bukanlah pada paras, tapi pada akhlak. Jadi, jika ingin memiliki pasangan berakhlak baik tentunya kita juga harus mulai belajar untuk itu.
3. Bergabung dengan komunitas
Poin ini berkaitan dengan kalian yang belum memiliki pasangan tapi sangat ingin menikah. Awal dari sebuah pernikahan adalah perjumpaan. Untuk itu kita harus mulai bersosialisasi, bersilaturrahmi.Â
Bergabung dengan komunitas tidak selalu mengharuskan kita ikut organisasi. Kita bisa membaur dengan berkunjung ke tempat sanak kerabat atau kolega.Â