Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Air dan Kehidupan Setelahnya

5 September 2019   08:01 Diperbarui: 6 September 2019   09:43 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem drainase vertikal ini diharapkan mampu menyimpan sejumlah air limpahan hujan agar tidak langsung terbuang percuma ke sungai dan ke laut. 

Bahkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan bahwa sistem drainase vertikal ini juga berfungsi penting untuk menanggulangi permasalahan banjir yang selama ini menjadi "momok" kota padat penduduk seperti Jakarta dan sekitarnya.

Sumur Resapan atau Sistem Drainase Vertikal | Sumber gambar : https://timur.jakarta.go.id/
Sumur Resapan atau Sistem Drainase Vertikal | Sumber gambar : https://timur.jakarta.go.id/
Antara Menabung, Berhemat, dan Investasi Air

Adalah sebuah fakta bahwa kita hidup tidak terpisahkan dari air. Komposisi tubuh kita sebagian besar tersusun atas unsur air. Orang-orang bisa bertahan hidup cukup lama tanpa makan, tetapi belum tentu tanpa minum. 

Kehidupan sehari-hari kita pun tidak terlepas dari air. Mencuci, mandi, menyiram tanaman, bahkan membangun gedung atau rumah sekalipun kita butuh air. Air adalah elemen penting yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya.

Sesuatu terasa begitu berharga justru disaat ia tidak ada atau langka keberadaannya. Orang-orang yang hidup di padang pasir lebih memilih sekantong air daripada seonggok emas permata. 

Kelangkaan air adalah bencana yang ingin dihindari semua orang. Oleh karena itu harus ada langkah-langkah bijak agar supaya pasokan air itu tetap terjaga dalam situasi apapun dan kapanpun.

Gerakan menabung air seperti membuat sistem drainase vertikal bisa dibilang sebagai langkah yang tepat untuk menjaga pasokan air. Sistem ini tidak akan optimal apabila berjalan parsial. 

Harus ada kolektivitas dari segenap elemen masyarakat mulai dari bawah hingga atas. Setiap rumah hendaknya mendukung penuh gerakan ini karena melihat sisi manfaatnya yang luar biasa. Bayangkan apabila setiap warga Indonesia bertindak serupa dalam upaya menabung air. Niscaya krisis air bersih bisa dihindari.

Namun, seperti halnya seseorang yang menabung uang kemudian dihambur-hamburkan, maka upaya menabung air menjadi tidak bermanfaat apabila tidak ada kebijaksanaan dalam memanfaatkan air. Penggunaan air haruslah dilakukan secara hemat sehingga kita mampu melewati masa-masa sulit air dengan aman dan nyaman.

 Setelah menabung air kita lakukan, hal itu harus diimbangi juga dengan tindakan menghemat air. Menggunakan air seperlunya saja, dan tidak menghambur-hamburkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun