Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Karya Anak Bangsa Kita Diremehkan Bangsa Lain

29 Agustus 2019   07:23 Diperbarui: 30 Agustus 2019   20:55 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diremehkan adalah kesempatan membuktikan diri dengan luar biasa | Ilustrasi gambar : cnbcindonesia.com

Gojek merupakan perusahaan rintisan (startup) yang bisa dikatakan paling populer di Indonesia. Statusnya sebagai startup decacorn pertama di Indonesia menjadi bukti sahih bahwa Gojek merupakan perusahaan dengan kinerja yang patut diperhitungkan. 

Ekspansi bisnisnya tidak hanya menyasar daerah-daerah di seluruh Indonesia, namun juga sudah merambah ke beberapa negara lain di Asia. Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina adalah beberapa negara yang telah dimasuki Gojek. 

Terbaru, Gojek tengah berupaya mengembangkan sayap bisnisnya ke negeri jiran Malaysia.

Ekspansi bisnis yang dilakukan oleh Gojek ke Malaysia ternyata kurang mendapatkan "sambutan"  baik dari negera tetangga kita itu. Bos taksi lokal Big Blue Capital, Datuk Shamsubahrin Ismail, bahkan memberikan pernyataan yang cukup kontroversial terkait masuknya Gojek ke Malaysia. Ia menyebut bahwa Gojek bisa sukses di Indonesia karena kemiskinan di Indonesia tinggi. 

Hal ini berbeda dengan Malaysia. Statement yang secara tidak langsung menyepelekan Indonesia ini pun sontak memancing amarah banyak pihak. Bangsa kita disebut miskin, dan karya anak bangsa kita diremehkan. 

Padahal dalam lingkup Asia Tenggara negara kita menduduki peringkat pertama pemilik startup bervaluasi besar terbanyak. Kita memiliki nama-nama besar seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. 

Selanjutnya ada Singapura dengan startup besarnya seperti Grab dan Sea. Filipina memiliki Revolution Precrafted, dan Vietnam memiliki VNG Corporation. Malaysia? Entah.

Kita patut memberikan apresiasi tinggi kepada para anak bangsa kita yang berhasil menelurkan karya-karya yang luar biasa di bidang bisnis berbasis digital. 

Gojek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, dan masih banyak lagi startup lainnya merupakan lokomotif penggerak perekonomian di era modern ini. Karya-karya mereka ini tidak pantas dipandang remeh karena jangkauannya terbukti diakui hingga level internasional.

Pengalaman yang didapat Gojek saat dipandang sebelah mata oleh salah satu tokoh bisnis negara tetangga mungkin membuat kita tersinggung karena secara tidak langsung hal itu menyentil harga diri bangsa. 

Akan tetapi hal itu juga bisa menjadi pemicu semangat bagi Gojek khususnya dan bagi Indonesia umumnya untuk membuktikan kepada negara lain bahwa anak bangsa kita mampu berbicara banyak dan berbuat lebih pada level internasional. 

Seiring dengan pergeseran masa menuju digitalisasi, kita patut berbangga bahwa Indonesia sudah turut ambil bagian dari kemajuan era itu melalui sumbangsih perusahaan rintisan yang mengglobal. 

Silakan saja jikalau ada bangsa lain yang meremehkan kita. Namun bukan saatnya lagi bagi kita menjawab tudingan remeh itu dengan beradu argumentasi atau perang kata-kata. Seperti kata Gubernur Anies Baswedan, saatnya bagi kita untuk menjawab pandangan sinis itu dengan karya-karya. 

Buktikan saja bahwa kita mampu berbuat lebih baik, lebih hebat, dan lebih keren. Jikalau dulu kita biasanya menanggapi setiap tudingan remeh itu dengan perang kata-kata, maka sekarang kita harus bersikap lebih dari biasanya. 

Kita mesti membiasakan diri untuk menjawab retorika dengan bukti nyata, dan menangkis argumentasi remeh dengan karya luar biasa. Dengan begitu bangsa kita akan dilihat sebagai bangsa yang berkarya, bukan bangsa yang cuma sebatas bisa berkata-kata.

Datuk Shamsubahrin Ismail mungkin sudah meminta maaf atas pernyataannya yang bernada meremehkan Bangsa Indonesia. Pemerintah Malaysia pun sudah menyetujui masuknya Gojek untuk beroperasi disana. Mungkin memang masih ada beberapa kalangan yang bersikap skeptis dan sinis terhadap langkah maju Gojek ini. 

Justru disinilah letak tantangan sebenarnya. Gojek harus menunjukkan bahwa kehadirannya mampu memberikan solusi positif bagi lingkungan yang ia tempati. Prinsipnya adalah seperti seekor lebah madu yang kehadirannya senantiasa memberikan manfaat bagi lingkungannya. 

Demikian halnya dengan diri kita. Jangan hanya sebatas tersinggung dan tidak terima saat bangsa kita diremehkan atau dipandang sebelah mata. 

Kita pun mesti bisa menunjukkan sebuah karya yang bermanfaat sehingga kita bisa menunjukkan bukti bahwa kita bukanlah individu yang sebatas mampu berkoar-koar. Kita harus mampu membuktikannya melalui sebuah karya yang luar biasa.

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun