Mengapa perusahaan teknologi besar seperti SpaceX dan Virgin Galactic demikian masif menjalankan bisnis penerbangan luar angkasanya? Penjelajahan luar angkasa merepresentasikan tingkat majunya peradaban sebuah bangsa.Â
Melakukan eksplorasi disebuah tempat baru dimana disana bukan habitat tempat kita hidup tentu membutuhkan effort dan sumber daya yang luar biasa besar.Â
Hal ini hanya bisa dilakukan oleh sebuah bangsa yang telah demikian maju dan memiliki kualitas serta kuantitas pengetahuan yang mumpuni. Bangsa-bangsa yang masih memiliki kualitas ilmu pengetahuan rata-rata tidak akan berfikir kearah sana.
Ketika beberapa negara besar terus mengembangkan keterampilan penjelajahan luar angkasa, kita selaku bangsa Indonesia masih ribut-ribut masalah tiket murah pesawat, ribut pemindahan ibukota, ribut sistem zonasi pendidikan, dan lain sebagainya. Kondisi kita masih belum mencapai tahap kemapanan sebagai sebuah bangsa.Â
Sehingga visi kita terlihat masih jauh dibandingkan apa yang dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Bahkan oleh negara-negara yang dulu sepertinya tertinggal di belakang kita seperti India, Jepang, dan Tiongkok.Â
Coba cek jejak sejarah kita dengan ketiga negara tersebut. Kini, setelah 74 tahun kita merdeka ternyata hal-hal besar sebagai sebuah bangsa masih belum kita capai. Sebatas meluncurkan pesawat antariksa sebagaimana yang India lakukan pun kita belum mampu.Â
Apalagi menciptakan gagasan "gila" membuat matahari buatan sebagaimana yang dilakukan oleh Tiongkok. Bukti bahwa peradaban kita memang masih tertinggal oleh bangsa lain.
Gembar-gembor Indonesia emas tahun 2045 sudah digaungkan sejak jauh-jauh hari. Namun sepertinya hal itu hanyalah retorika semata, setidaknya hingga saat ini. Ada begitu banyak problematika bangsa ini yang sudah begitu akut, terutama terkait moralitas generasi mudanya.Â
Kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya masih menjadi penyakit yang terus menggerogoti.Â
Bagaimana mungkin kita memikirkan visi besar menuju luar angkasa sedangkan generasi muda kita masih asyik dengan kemesumannya, menuruti hasrat bersenang-senangnya, dan berorientasi pada kesenangan sesaat.Â
Memang menjadi PR besar bagi kita semua untuk bangkit dan membuktikan bahwa kita adalah suatu komunitas besar sebuah bangsa. Kita semestinya iri melihat bangsa-bangsa lain telah demikian maju.Â