Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Balada Listrik dan Kayu Sengon

12 Agustus 2019   16:14 Diperbarui: 12 Agustus 2019   16:24 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus pemadaman listrik masal beberapa waktu lalu memang telah memberikan pengalaman tidak menyenangkan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Sudah banyak pengalaman negatif yang dirasakan akibat kondisi ini. 

Peristiwa yang kemudian diketahui sebabnya karena keberadaan kayu sengon yang tumbuh menjulang tinggi ke Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) hingga memicu hubungan singkat dan kebakaranlah yang pada akhirnya menjadikan transmisi rusak fatal. Beberapa pihak memang menyayangkan terkait bagaimana bisa kayu sengon ini pertumbuhannya lolos dari pengawasan.

Kayu sengon memang menjadi "tertuduh" utama atas terjadinya kasus pemadaman masal beberapa waktu yang lalu. Sekilas mungkin kita bertanya-tanya tentang bagaimana mungkin sebuah pohon bisa "mengacaukan" kelistrikan di sebagian wilayah tanah air. Namun bagi para ahli listrik situasi ini wajar terjadi. 

Pertanyaannya sekarang, apakah kayu sengon itu tumbuh begitu cepat hingga kemudian menjadi besar dan menjulang tinggi dan mengganggu SUTET? Tentu tidak. Butuh hitungan tahun bagi pohon sengon untuk bertumbuh kembang, membesar atau meninggi. Artinya, ada kelalaian pengawasan dan minimnya pantauan terhadap kondisi SUTET berikut area sekitar lokasi SUTET berada. 

Pertanyaan lainnya, mengapa kayu sengon bisa tumbuh di area SUTET? Apakah ini hanyalah kebetulan seiring pertumbuhan liar dari kayu sengon ataukah memang ada unsur kesengajaan di sana? 

Baru-baru ini ternyata ada pemberitaan yang menyatakan bahwa kayu sengon di sekitar area SUTET memang sengaja ditanam oleh penduduk sekitar karena mereka beranggapan bahwa wilayah itu masih menjadi hak mereka. 

Hal ini didasari atas belum adanya penyelesaian kasus atas sengketa lahan keberadaan SUTET. Hal ini mungkin masih akan menjadi polemik panjang karena kedua belah pihak bisa saja mengklaim bahwa diri mereka masing-masinglah yang benar.

Terlepas dari siapa yang benar dan siapa yang salah, SUTET memang rentan menimbulkan masalah bagi orang-orang di sekitar. Sengketa lahan, efek radiasi, dan lain-lain. Sehingga menjadi penting bagi pihak-pihak terkait untuk meng-clear-kan segala hal yang menyangkut keberadaan SUTET di sekitar lokasi masyarakat. Jangan sampai hal ini menjadi masalah di kemudian hari yang justru mengundang masalah lain yang lebih besar lagi. 

Bayangkan, hanya karena efek kayu sengon yang ditanam warga yang tidak terima dengan keberadaan SUTET hal itu malah menimbulkan kerugian yang justru lebih besar. Pemadaman listrik masal kemarin semestinya menjadi sebuah pelajaran berharga bagi semua pihak agar memperhatikan segala aspek apabila hendak memutuskan suatu kebijakan. 

Mementingkan kepentingan orang banyak itu harus, namun jangan sampai hal itu dilakukan dengan mengorbankan kepentingan sebagian orang dengan dalih apapun. Semuanya hendaknya diputuskan berdasarkan prinsip win-win solution. Semoga kita semua mampu mengambil pelajaran berharga dari kasus pemadaman listrik massal ini.

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun