Saat ini defisit anggaran kesehatan telah terjadi. Solusinya adalah menaikkan iuran BPJS Kesehatan. Beberapa waktu ke depan ketika defisit masih saja terjadi, apakah solusi serupa akan kembali diberlakukan? Sampat pada batas apa kenaikan iuran akan terjadi? Bisa-bisa nanti ada beberapa kalangan masyarakat tertentu yang tidak mampu lagi untuk membayar iuran BPJS Kesehatan.Â
Apabila hal ini sampai terjadi, maka menjadi sehat itu memang benar-benar mahal. Sakit mungkin hanya akan dimonopoli oleh orang berduit saja, yang miskin dan tidak bisa membayar iuran dilarang sakit. Kalau sampai jatuh sakit maka berharap saja agar bisa sembuh dengan sendirinya.
Sinergi Antar Sektor untuk Menjaga Kesehatan Masyarakat
Pada dasarnya, kualitas kesehatan masyarakat itu memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lain. Aspek kesehatan berkaitan dengan kondisi perekonomian, berkaitan dengan kondisi psikologis, berkaitan dengan edukasi, dan lain sebagainya. Ketika kondisi perekonomian sebuah bangsa membaik, maka hal ini akan berpengaruh terhadap aspek kesehatan.Â
Saat kualitas pendidikan masyarakat membaik, maka hal inipun juga berpotensi mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Kesadaran, kepedulian, habbit, dan pola hidup terkait erat dengan hal-hal seperti kondisi ekonomi serta kualitas pendidikan masyarakat. Pada akhirnya, hal-hal itupun akan berimbas pada kualitas kesehatan masyarakat.
Mungkin suatu hari nanti kenaikan iuran tidak perlu lagi dilakukan meski terjadi defisit anggaran, asalkan ada suntikan dana dari sektor lain seperti gelontoran dana subsidi dari suatu organisasi bisnis tertentu.Â
Selain itu, membaiknya pemahaman publik barangkali dapat mengurangi jumlah orang sakit di masyarakat yang pada akhirnya akan meringankan beban pembiayaan dana kesehatan. Solusi-solusi terkait problematikan kesehatan memang harus dipikirkan secara holistik dan kreatif. Jangan sedikit-sedikit solusinya menaikkan iuran. Manikkan iuran hendaknya menjadi solusi paling akhir apabila semua kemungkinan sudah tertutup rapat.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H