Bagaimanapun juga peristiwa pemadaman listrik masal telah terjadi dan kita tidak bisa kembali ke belakang untuk mengulang waktu. Hal ini semestinya menjadi titik balik perbaikan di semua aspek.Â
Aspek kelistrikan tentu harus berbenah, aspek-aspek lain juga mesti berkaca melihat setiap potensi masalah yang bisa terjadi kapan saja. Langkah-langkah antisipasi harus disiapkan.Â
Seperti kata Presiden Jokowi saat menegur direksi PLN, sebuah organisasi besar semestinya memiliki rencana-rencana cadangan, back up plan, dan alternatif-alternatif penyelesai masalah secara cepat dan tepat. Setiap kemungkinan harus dipelajari dan dikaji secara menyeluruh.Â
Kasus pemadaman listrik masal kemarin bahkan oleh pengamat intelejen dinilai punya potensi yang disebabkan oleh serangan cyber. Hal-hal semacam inilah yang patut diwaspadai. Terlebih kita berada disebuah era yang penuh dengan persaingan sengit.
Sebuah gempa bisa terjadi kapan saja, karena ia adalah sebuah fenomena alam. Namun seiring baiknya sistem mitigasi bencana maka korban jiwa bisa dikurangi atau dihindari.Â
Bahkan kerugian akibat gempa pun bisa diminimalisir seiring persiapan yang matang dalam menghadapinya. Seperti negara Jepang yang membuat desai rumah anti gempa, yang mana kalaupun gempa terjadi maka rumah yang terdampak tidak mengalami kerusakan signifikan.Â
Demikian halnya dengan gempa pada aspek ekonomi, bisa sewaktu-waktu terjadi. Penyebabnya bisa dari mana saja. Bisa dari faktor eksternal pun juga dari faktor internal.Â
Sebuah pemadaman listrik pun ternyata mampu berdampak terhadap kondisi perekonomian suatu bangsa.Â
Apabila kita tidak bersiap terhadap segala potensi masalah ini maka bangsa kita cenderung akan menjadi bangsa kagetan. Ada pemadaman listrik masal kondisi perekonomian langsung carut-marut.Â
Situasi seperti ini semestinya dihindari karena akan membuat kita tampah rapuh di mata bangsa asing. Kita harus bersiap untuk semua kemungkinan yang ada.
Salam hangat,