Sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan ketika sebuah pemadaman listrik terjadi dalam durasi waktu yang cukup lama. Bagaimana tidak, pemadaman yang terjadi sejak kemarin (04/08) sekitar pukul 11.50 WIB di daerah tempat tinggal saya masih saja belum kembali normal hingga pagi ini (05/08).Â
Kami seolah kembali pada era tahun 1980-an atau awal 1990-an ketika di beberapa desa masih belum mendapatkan pasokan listrik. Pemadaman yang sepertinya begitu mendadak terjadi membuat kami tidak memiliki persiapan sama sekali.
Hal ini sedikit banyak memberikan rasa yang tidak nyaman, khususnya terkait pasokan air yang sangat mengandalkan pompa air bertenaga listrik.Â
Ketika pemadaman terjadi begitu lama, maka pasokan air pun hanya berjumlah sedikit. Terlebih, pemadaman listrik yang saat ini terjadi bisa dikatakan sebagai pemadaman listrik terlama seumur hidup saya.Â
Setiap saat berharap agar listrik kembali pulih, tapi apadaya hingga pagi menjelang pun masih saja kondisi rumah gelap gulita, air menipis sehingga benar-benar harus membatasi setiap pemakaian, dan belum lagi kondisi udara saat beranjak tidur malam yang cukup gerah akibat kipas angin tidak menyala. Sungguh sebuah kondisi yang sangat tidak nyaman.
Bagaimanapun juga, saat ini kita hidup dengan cukup bergantung pada listrik. Apa-apa yang kita kerjakan sebagian besar membutuhkan dukungan arus listrik.Â
Bahkan jaringan komunikasi pun seringkali mengalami gangguan tatkala listrik padam. Ketika biasanya pemadaman hanya terjadi dalam waktu sekitar 1 - 3 jam saja, kali ini seharian penuh pemadaman terjadi. Menjadikan kita kembali ke masa "kegelapan".Â
Komunikasi terputus, membuat arus informasi begitu sulit diakses. Bahkan baru pagi ini ketika saja berangkat ke kantor dan bisa membukan internet informasi terkait pemadaman listrik ini saya dapatkan.Â
Permasalahan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi ditengarai sebagai penyebab utama pemadaman masal kali ini. Namun, akar masalah dari kondisi ini bisa dibilang belum sepenuhnya diketahui.
PLN Harus Belajar dari Kasus Pemadaman Listrik Masal
Listrik begitu vital dalam menunjang kehidupan masyarakat kita hampir dalam setiap sektor kehidupan. Sarana transportasi publik seperti kereta listrik (KRL) begitu bergantung pada pasokan aliran listrik.Â
Ketika listrik bermasalah maka operasional KRL pun akan terganggu. Hal ini dialami langsung oleh tetangga depan rumah saya yang melakukan perjalanan menggunakan transportasi KRL kemarin (04/08).Â
Melakukan perjalanan sejak pagi hari mereka masih belum bisa kembali ke rumah hingga malam hari. Permasalahannya, saat dihubungi oleh pihak keluarga pun mereka juga tidak bisa.Â
Akses telekomunikasi seakan terputus. Padahal sinyal yang tertera di handphone pun penuh. Kondisi ini sepertinya juga dialami oleh banyak orang.
Sebagian wilayah, khususnya di daerah Banten, mungkin tidak sepenuhnya padam hingga pagi ini. Sebagian wilayah masih ada yang teraliri listrik, mungkin listrik mulai nyala semalam di sebagian wilayah.
Namun kondisi itu tidak dirasakan oleh semua orang, khususnya di daerah tempat tinggal saya. Terkesan tidak adil sepertinya, meski bisa jadi hal ini disebabkan oleh perbedaan jaringan distribusi listrik.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) mesti belajar dari kondisi ini. Bagaimana bisa pemadaman masal terjadi di begitu banyak tempat. Apakah preventive maintenance yang mereka lakukan tidak berjalan dengan baik?Â
Apakah anggaran untuk perawatan jaringan listrik tidak memadai? Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh dan masyarakat sebagai customer berhak mendapatkan penjelasan mendetail terkait kondisi ini.Â
Apapun alasannya, tentu banyak dari masyarakat yang menjadi "objek" pemadaman listrik ini yang merasa dikecewakan ataupun dirugikan.
Pemadaman masal seperti ini hendaknya tidak lagi terulang di masa yang akan datang. Rencana antisipasi atau penanggulangan perlu disiapkan dari plan A, plan B, plan C, bahkan hingga plan Z.Â
Minimal kalaupun pemadaman terjadi hal itu tidak sampai berlangsung hingga seharian penuh. Sangatlah tidak mungkin tiba-tiba terjadi masalah tanpa adanya akar masalah, sama halnya tidak mungkin ada asap tanpa ada api.Â
Saya yakin pihak PLN terdiri atas orang-orang hebat, engineer berpengalaman, dan teknisi berkualifikasi yang mampu memberikan solusi atas hal ini.Â
Beban di pundak Anda sekalian adalah harapan kami masyarakat yang sangat bergantung terhadap aliran listrik yang Anda pasok. Kami berharap agar masalah ini dituntaskan sesegera mungkin.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H