Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sindiran Kaesang dan Wajah Dunia Penerbangan di Indonesia

18 Juli 2019   11:37 Diperbarui: 18 Juli 2019   11:41 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sindiran Kaesang | Sumber gambar : Twitter @kaesangp

Belakangan ini media masa dan media sosial tengah ramai membicarakan tentang VLOG salah seorang penumpang maskapai penerbangan tanah air yang salah satu isinya membahas tentang menu makanan ditulis tangan serta beberapa hal lain. Buntut dari beredarnya VLOG ini adalah pihak dari maskapai melaporkan vlogger terkait ke Polisi karena dianggap melakukan pencemaran nama baik. Tidak hanya itu, pihak manajemen PT Garuda Indonesia juga buru-buru merilis aturan larangan mengambil gambar di kabin pesawat. Aturan yang belakangan direvisi lagi menjadi imbauan. Namun, pemberitaan perihal larangan ini sudah terlanjur tersebar luar di dunia maya sehingga ramai diperbincangkan.

Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, bahkan sempat membuat postingan foto dirinya dengan keluarga saat tengah berada bersama di kabin pesawat. Hal ini oleh banyak pihak dianggap sebagai bentuk sindiran kepada maskapai yang memberlakukan aturan larangan pengambilan gambar di kabin pesawat.

Durasi VLOG yang dibuat oleh Rius Vernandes dan Elwyana Monica sebenarnya tidak sepenuhnya membicarakan beberapa kekurangan dari layanan pihak maskapai. Mereka sempat memberikan pujian kepada para pramugari Garuda yang sangat hangat melayani para penumpang. Namun yang viral justru tentang menu bertulis tangan serta pelaporan kedua vlogger tersebut kepada polisi.

Sindiran dari Kaesang hanyalah sebuah representasi dari wajah maskapai penerbangan tanah air yang belakangan ini cukup mendapatkan sorotan. Mulai dari isu penurunan tarif penerbangan, isu rangkap jabatan direksi maskapai, pelecehan pramugari oleh salah seorang direksi, larangan foto di kabin, hingga kemudian menu bertulis tangan.

Belum lagi jika membahas kecelakaan pesawat beberapa bulan lalu yang merenggut banyak korban jiwa. Wajah penerbangan di tanah air saat ini mungkin tengah menjadi sorotan banyak pihak. Apa sebenarnya yang begitu spesial dari sarana transportasi udara ini?

Semua Orang Ingin Naik Pesawat?

Beberapa waktu lalu ada salah seorang kerabat yang bergumam ingin naik pesawat. Baginya, transportasi ini sudah menjadi perlambang kemewahan. Apabila sudah "berhasil" menjadi salah satu penumpang pesawat, maka bisa dikatakan bahwa seseorang sudah "naik kelas".

Bagaimanapun juga, pandangan tentang pesawat sebagai sebuah sarana transportasi mewah di Indonesia sudah diakui oleh banyak pihak. Tidak sedikit orang yang penasaran untuk menjadi penumpangnya.

Transportasi udara dengan pesawat sebagai moda transportasi utamanya saat ini tengah hangat dibicarakan. Ada yang memperbincangkan perihal aspek hukum terkait rangkap jabatan direksi, pelecehan oknum direksi kepada pramugari, atau pelaporan kepada polisi terhadap vlogger. Ada yang memperbincangkan tentang tarif harga pesawat, kualitas pelayanan, dan juga kemungkinan kehadiran maskapai asing di Indonesia. Selain itu ada juga aspek sosial yang membicarakan tentang pengambilan gambar di kabin pesawat dan sejenisnya.

Di antara sekian banyak penumpang pesawat, tidak sedikit yang suka berswafoto (selfie) baik itu didalam kabin pesawat ataupun di daerah landasan pesawat. Aksi mengeksiskan diri yang sudah jamak terjadi. Inilah salah satu potret dari dunia penerbangan di Indonesia.

Atensi besar yang diberikan publik kepada hal-hal yang terkait dengan dunia penerbangan di tanah air menjadi suatu indikasi bahwa moda transportasi udara begitu istimewa.

Sebagai perbandingan, pesawat terbang adalah transportasi dengan frekuensi kecelakaan yang tidak jauh lebih banyak dari jenis transportasi lain.

Akan tetapi tingkat kefatalan akibat kecelakaan pesawat adalah yang paling besar. Jikalau bus mengalami kendala mesin, mungkin ia hanya "batuk" atau mogok saja. Namun jika pesawat mengalami permasalahan serupa maka yang terjadi adalah pesawat terjatuh.

Dari sisi tarif, harga tiket pesawat kelas ekonomi saja sudah mampu melebihi harga tiket eksekutif untuk transportasi darat seperti bus atau kereta. Terlebih pesawat kelas bisnis atau eksekutif. Sehingga tidak mengherankan apabila transportasi ini dijadikan sebagai "simbol" masyrakat kelas menengah keatas.

Besarnya perhatian publik kepada moda transportasi udara merupakan cerminan akan kepedulian terhadap keselamatan, perlindungan terhadap semangat eksistensi diri, dan harapan untuk efisiensi waktu.

Semoga dunia penerbangan di Indonesia semakin baik dan nyaman dalam melayanai masyarakat Indonesia.

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun