Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Fenomena "Mukbang" dan Konten Viral Youtuber

5 Juli 2019   07:12 Diperbarui: 5 Juli 2019   07:26 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arti kata "mukbang" sebagaimana disampaikan sebelumnya adalah "siaran acara makan-makan". Namun dalam kenyataannya ketika kita mengetik kata ini dalam pencarian youtube maka yang kebanyakan muncul adalah aktivitas menyantap kuliner dengan porsi raksasa, atau jenis makanan yang tidak biasa seperti tingkat kepedasan yang luar biasa atau jenis makanan yang "unik". 

Hal ini biasanya terjadi karena para youtuber tersebut ingin terlihat beda dibandingkan dengan youtuber lain. Mereka ingin konten "mukbang" mereka lebih menarik perhatian, meskipun hal itu mungkin tidak sepenuhnya menyenangkan untuk dijalani.

Menyantap hidangan super pedas memang sangat menarik untuk disaksikan para pecinta kepedasan. Sehingga banyak konten "mukbang" cabai level 100, 1000, dan seterusnya. 

Sedangkan untuk menampilkan suatu keunikan tersendiri dari makanan yang disantap, salah seorang youtuber Asia rela menyantap hidangan irisan jeruk nipis yang begitu asam dalam jumlah cukup banyak. 

Menyaksikannya saja sudah membuat ngilu, apalagi yang menjalainya. Akan tetapi justru hal-hal seperti inilah yang banyak menarik minat orang untuk mennonton.

Saat menyaksikan beberapa tayangan "mukbang" pada channel-channel di yotutube seperti tercipta kesan lain perihal makna "mukbang" itu sendiri. Sepertinya istilah "mukbang" itu lebih cocok apabila diartikan "makan dengan rakus". 

Makanan berbagai model disantap, makanan dengan porsi jumbo dilahap habis, dan bahkan hidangan yang tidak biasa pun seperti tidak ada bedanya lagi dengan kebanyakan hidangan lain. Mungkin hal ini hanya sebuah opini pribadi penulis saja. 

Namun kita bisa melihat bahwa "mukbang" telah menjadi bagian dari konten kuliner yang dibumbui dengan hal-hal yang tidak biasa sehingga menjadi pembeda daripada yang lain. Tujuannya akhirnya selalu sama, merengguk sebanyak mungkin viewer dan subscriber.

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun