Peristiwa ini hendaknya menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua, karena kejadian serupa tidak menutup kemungkinan akan kembali lagi terjadi di masa-masa mendatang.Â
Menciptakan keharmonisan dan kerukunan umat beragama, khususnya mereka yang hidup di sekitar lokasi tempat ibadah seperti Masjid, Gereja, Vihara, dan lain sebagainya adalah sebuah keharusan.Â
Bukan masanya lagi bagi kita membeda-bedakan pergaulan antar umat beragama, karena kita hidup bersama-sama sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar yaitu masyarakat. Sehingga harmoni bisa terjalin satu sama lain.Â
Kita bisa hidup berdampingan selama menjunjung tinggi rasa saling menghormati kepercayaan masing-masing, salah satu diantaranya adalah mengenal hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh umat bergama tertentu.Â
Masjid sebagai tempat ibadah umat Islam memiliki aturan-aturan penghormatan tetentu, begitu juga dengan Gereja dan tempat-tempat ibadah agama lain. Dengan saling mengetahui satu sama lain maka tindakan kita akan lebih terkendali.
Terkait dengan ibu SM yang telah memunculkan kontroversi di ruang publik ini, mestinya kita bisa belajar dari tindakannya. Emosi yang memuncak ternyata telah mengikis habis kesantunan kita sebagai manusia.Â
Dalam situasi normal, SM bisa jadi adalah sosok yang santun dan baik hati. Namun karena situasi dan kondisi tertentu ia berubah menjadi sosok yang berbeda dari biasanya.Â
Pembajakan emosi sangatlah berbahaya, karena pada saat hal itu terjadi seakan-akan kita kehilangan diri kita sendiri. Ketika emosi itu mereda, dan kemarahan padam maka hanya penyesalanlah yang kemudian muncul. Sehingga menjadi penting bagi kita untuk memiliki kemampuan menguasai diri dan tetap terkendali dalam situasi dan kondisi apapun.
Semoga kita tetap rukun sebagai sesama bagian dari Bangsa Indonesia yang kita cintai ini.
Salam hangat,
Agil S Habib