Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Integritas dan Digitalisasi

25 Juni 2019   12:45 Diperbarui: 25 Juni 2019   13:02 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah keharusan bagi kita memiliki integritas dalam kapasitas kita sebagai masyarakat digital (Ilustrasi gambar: kubikleadership.com)

Geliat bisnis financial technology (fintech) di era digital ini sudah begitu terlihat. Aplikasi peminjaman online semakin banyak bermunculan, bak jamur yang tumbuh di musim hujan. Moneysmart mencatat hingga 31 Mei saja sudah ada sekitar 113 pemberi pinjaman online yang secara resmi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Belum lagi yang tidak terdaftar alias ilegal. Dari beberapa aplikasi fintech yang terdaftar itu sebagian diantaranya menawarkan pinjaman dengan sistem konvensional, sedangkan sebagian yang lain menawarkan sistem peminjaman syariah sebagai opsi kepada kita selaku target pasar untuk memilih mana layanan yang paling sesuai.

Terlepas dari konsep pinjaman yang ditawarkan, masyarakat harus lebih cerdas dan lebih bijak dalam memanfaatkan layanan ini. Bagaimanapun juga akad pinjam meminjam memberikan kita beban tanggung jawab yang mengharuskan kita untuk melunasinya dikemudian hari. Jangan lantas karena prosesi peminjaman online lebih sederhana lantas kita menganggapnya remeh.

Dalam beberapa kesempatan, penulis menjumpai para pengguna pinjaman online ini dengan enaknya mengabaikan proses pasca mereka meminjam. Dalam artian layaknya sebuah pinjaman, maka akan ada saatnya untuk jatuh tempo pembayaran. Berhubung sistem pinjaman online ini lebih banyak memberlakukan penagihan jarak jauh seperti menelepon di tempat kerja misalnya, maka hal ini berpotensi menciptakan ketidaknyamanan bagi orang lain. 

Bayangkan betapa sebalnya para karyawan HRD sebuah perusahaan yang hampir setiap hari ditelepon oleh pihak penyedia pinjaman karena ada salah seorang karyawan perusahaan tersebut yang memiliki tunggakan pinjaman namun mengacuhkannya. Terlepas konsekuensi lain dari keterlambatan pembayaran yang ditimbulkan dari pinjaman online ini, orang-orang yang memiliki afiliasi dengan si peminjam perlu dihargai. 

Jika kita memang berani berhutang, maka kita harus dengan kesatria menghadapi kenyataan dibalik kegagalan kita bersikap atas hutang kita tersebut. Bukannya justru lari dari hal itu atau malah menjadikan orang lain sebagai tameng. Tindakan seperti ini sangat tidak bertanggung jawab.

Bagi seseorang yang memiliki kesulitan keuangan, "godaan" yang ditawarkan oleh pinjaman online mungkin sangat sulit ditolak. Hanya saja kita harus mampu berfikir panjang karena hal ini menyangkut kredibilitas kita dimasa yang akan datang. Sekali kita menciptakan cacat dan image buruk atas diri kita, maka selamanya hal itu akan menjadi noda yang mencederai kredibilitas kita. Terlebih di era yang semakin mengerucut menuju big data. Ketika semua data tersentralisasi dan identitas masing-masing orang dapat ditelusuri muaranya. 

Mungkin saat ini kita belum sepenuhnya menyadari hal itu, akan tetapi kita tunggu saja beberapa tahun mendatang. Sekarang saja kita sudah memulainya dengan menjadikan email pribadi sebagai alamat tempat tinggal kita. D isana semua surat masuk, disana semua paket dikirim, dan seterusnya. 

Ketika kita membuat langkah tidak bertanggung jawab dengan berlaku tidak jujur terhadap proses pinjaman online yang kita lakukan maka siap-siap saja untuk menerima dampak buruk darinya. Sangatlah riskan apabila kita beranggapan bahwa mengganti identitas akan menghapus semua kesalahan. Era teknologi ini lahir bukan dari sebuah kebodohan, tapi dari pemikiran cerdas yang memiliki ratusan bahwa ribuan kemungkinan.

Tulisan ini sekadar dimaksudkan untuk membuat kita semua lebih bijak dalam berperilaku di dunia digital, khususnya dalam hal bertransaksi melakukan pinjaman online yang kini tengah marak berkembang. Mari kita menciptakan integritas kita di era distruptif ini. Mari menjadi salah satu dari sedikit orang yang tetap mampu bertahan dengan kredibilitas tinggi di tengah-tengah kondisi dimana hal itu diragukan.

Salam hangat,

Agil S Habib        

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun