Seringkali penulis bertanya-tanya terkait motif seseorang yang begitu mudahnya untuk berkomentar sinis atau bahkan menghujat keyakinan beragama orang lain, khususnya yang satu keyakinan. Tentu kita masih ingat dahulu ketika AA Gym memutuskan poligami, kemudian banyak orang yang menyudutkan beliau, misalnya.
Ada juga ketika seorang artis, Bebi Romeo, terlihat menunaikan sholat dipinggir jalan banyak netizen yang berkomentar memuji tetapi banyak juga yang mencibir.Â
Mengapa bisa seperti itu? Kita banyak menilai baik buruknya keyakinan orang lain hanya dari sekelisasan pemahaman yang kita peroleh. Sekilas pemberitaan, sepotong video atau gambar, atau barangkali secuil kata-kata telah menjadikan kita mampu menarik kesimpulan besar.
Seakan-kita kita adalah pakar yang sudah bepuluh-puluh tahun menggeluti ilmu agama. Padahal bisa jadi pemahaman kita masih sangat cetek.
Alangkah baiknya apabila kita mengembalikan semua persepsi dan pandangan atas orang lain terhadap diri kita masing-masing. Terlebih apabila hal itu berkaitan dengan aspek keyakinan beragama.
 Sebelum menilai baik buruknya orang lain, bukankah lebih tepat kiranya jika kita menilai kualitas kebaikan diri kita sendiri?Â
Selain itu, para tokoh publik pun hendaknya bersikap serupa. Mereka yang memang dipandang orang banyak sebagai tokoh panutan publik seyogianya juga bisa bertindak bijaksana, khususnya dalam berkomentar. Bukannya malah melontarkan statement yang justru memperkeruh suasana.
Saat ini ada begitu banyak anggapan bahwa pihak yang benar dan pihak yang salah itu abu-abu, sulit dibedakan. Saling klaim benar salah pun sudah sering terjadi.
Hal ini terjadi salah satunya disebabkan oleh hasrat diri kita yang terlampu tinggi dalam menganggap bahwa kitalah yang paling benar. Mereka yang berbeda harus diluruskan.Â
Sayangnya hal ini seringkali dipahami secara parsial, sehingga mengorbankan kondusivitas dan ketentraman kita sebagai sesama warga negara.
Mari sama-sama belajar untuk menciptakan suasana kondusif di lingkungan kita, baik itu dalam ranah dunia digital ataupun dalam alam realitas.