Era industri 4.0 berdampak begitu luas terhadap semua aspek kehidupan kita. Era digitalisasi memang membawa perubahan besar terhadap cara serta perilaku kita menjalani hidup sehari-hari. Dahulu ketika ingin belanja kita harus pergi ke pasar atau pusat-pusat perbelanjaan lain. Akan tetapi sekarang cukup dengan bermodal smartphone dan ketikan jari saja semua barang belanjaan bisa "datang sendiri" ke rumah kita.
Fenomena simplifikasi beragam jenis aktivitas ini sepertinya sudah menyebar ke segala penjuru. Bahkan sebuah film paling fenomenal di tahun 2019, Avengers : Endgame, juga memberikan gambaran serupa. Sebuah jentikan jari mampu merubah banyak hal. Sebuah ketikan jari hampir mampu menggantikan aktivitas-aktivitas rumit yang dulu pernah kita jalankan. Inilah realita dari sebuah era baru.
Efek digitaliasi ini memang sangat luar biasa. Aktivitas perdagangan yang biasanya didominasi oleh transaksi tunai kini semakin bergeser ke transaksi non tunai. Uang sudah tidak lagi berwujud kertas bergambar tokoh pahlawan nasional, akan tetapi hanya sebatas deretan angka-angka pada layar.
Melakukan transaksi jual beli cukup dengan transfer antar rekening. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa belum sepenuhnya digitalisasi itu merambah semua kalangan. Masih cukup banyak dari kita yang melakukan transaksi tunai, membayar sejumlah uang untuk mendapatkan suatu barang atau jasa tertentu. Isi bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih banyak dilakukan dengan transaksi tunai. Belanja baju lebaran di pasar Tanah Abang sebagian besar juga masih menggunakan uang tunai. Akan tetapi menggunakan uang tunai untuk transaksi semakin lama juga semakin terkikis.
Sudah tidak sedikit dari kita yang berbelanja di ritel modern seperti alfamart, indomart, dan sebagainya dengan hanya membawa kartu ATM saja. Beli baju di mall bayarnya tinggal gesek, borong barang belanjaan di alfamart bayarnya tinggal gesek saja di kasir. Hanya dengan bermodal kartu ATM saja sudah bisa melakukan banyak hal. Kecuali mungkin untuk mendapatkan jasa tambal ban sepeda motor atau mobil saja yang masih butuh uang tunai. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan di masa depan semua transaksi tunai akan semakin bergeser dengan hanya menggunakan kartu dan selanjutnya semua transaksi sepenuhnya akan menjadi non tunai.
Namun sebelum melangkah jauh ke masa depan, sebenarnya saat ini dengan bermodal kartu ATM saja sudah cukup bagi  kita untuk melakukan transaksi sehari-hari. Ketika ingin membawa uang hingga jutaan rupiah kita tidak perlu was-was atau khawatir dicuri orang karena uang itu sudah tersimpan rapi dalam kamuflase kartu ATM yang kita selipkan di dompet pada saku celana kita. Ingin makan ke rumah makan mewah tidak perlu membawa segepok uang, asalkan saldo rekening cukup maka pembayaran bisa dilakukan dengan gesek kartu saja. Hal ini sudah tentu akan sangat bermanfaat bagi kita yang hendak melakukan perjalanan jauh dalam waktu yang cukup lama.
Membawa uang tunai dalam jumlah banyak tentu riskan. Maka opsi yang paling memungkinkan adalah memiliki isi saldo rekening yang cukup serta membawa kartu ATM sebagai bekal melakukan perjalanan jauh itu. Terlebih pada momen-momen menjelang lebaran seperti sekarang, dimana sebagian besar dari kita akan melakukan tradisi rutin tahunan yaitu mudik ke kampung halaman.
Kita yang melakukan perjalanan jauh dengan pesawat, dengan kereta api, bus, kapal laut, atau bahkan yang naik kendaraan pribadi berupa mobil atau sepeda motor pastinya harus menyiapkan perbekalan. Minimal perbekalan itu berupa kartu ATM dengan saldo rekening yang cukup. Ketika sewaktu-waktu dibutuhkan kita cukup datang ke mesin ATM terdekat untuk mencairkan sejumlah uang sesuai kebutuhan. Mudik lebaran tidak perlu repot-repot membawa tumpukan uang demi memenuhi kebutuhan selama perjalanan. Kartu ATM kita sudah cukup menjadi solusi.
Kehilangan Bekal Mudik
Sebelum melakukan perjalanan jauh untuk mudik lebaran, satu hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah mengecek seluruh barang kebutuhan. Bekal jangan sampai terlupa, rumah jangan sampai tidak dikunci, alat elektronik jangan lupa dimatikan, dan dompet jangan sampai ketinggalan. Inilah "ritual" rutin yang dilakukan para pemudik sebelum berangkat menuju kampung halaman masing-masing.