Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melestarikan Fitrah Keagrarisan Indonesia dengan Regenerasi Petani

14 Mei 2019   13:38 Diperbarui: 14 Mei 2019   14:14 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Diolah dari data Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) [7]

Supaya penghasilan petani meningkat, pembangunan di bidang pertanian harus terus digalakkan. Pembangunan infrastruktur adalah suatu keharusan, peningkatan kualitas teknologi pendukung pertanian juga harus dilakukan, dan yang paling penting adalah memperbaiki kualitas SDM pendukung pertanian. Keberadaan infrastruktur yang memadai dan tersedianya teknologi canggih pertanian akhirnya akan menemui kendala apabila profesi sebagai petani tidak ada yang meminati. Sehingga satu upaya yang tidak boleh ditinggalkan adalah tentang bagaimana membangun ketertarikan masyarakat khususnya generasi muda terhadap sektor pertanian.

Selama ini, profesi petani lebih sering dipilih karena "kecelakaan" atau keterpaksaan akibat tidak ada alternatif pekerjaan lain yang "lebih baik". Sangat jarang yang memutuskan menjadi petani karena adanya ketertarikan mendalam terhadap bidang ini. Oleh karena itulah pertanian harus di branding ulang menjadi profesi yang lebih bergengsi, lebih bonafid, dan lebih kerenn melalui:

  • Dokumentasi Figur Petani Inspirasional dalam Berbagai Karya Film

Sinetron atau perfilman kita selama ini seringkali hanya menonjolkan beberapa profesi saja. Kita sering melihat aktor atau aktris memerankan profesi pejabat pemerintah, marketing, pengusaha, insinyur, polisi, dan beberapa profesi yang berpenampilan necis. Sebaliknya petani cenderung hanya dijadikan pelengkap saja. Petani hanyalah peran yang dilabeli terpinggirkan, dikasihani, dan ketinggalan zaman. Sangat jarang ada figur petani yang wow serta meninggalkan kesan mendalam bagi khalayak luas.

  • Mengangkat Profesi Petani sebagai Bahan Pembicaraan Publik

Saat ini kita masih kekurangan figur petani. Jika membicarakan profesi insinyur, maka kita akan langsung terngiang nama Pak Habibie. Berbicara profesi pengacara, nama Horman Paris Hutapea atau Ruhut "Poltak" Sitompul yang langsung terngiang. Apabila berbicara pengusaha sukses, ada nama Bill Gates, Mark Zuckerberg, Aburizal Bakrie, Chairul Tanjung, dan sebagainya. Membicarakan nama artis apalagi. Lalu bagaimana jika membicarakan profesi petani? Adakah nama yang familiar? Heri, Tomo, Wagimin. Kenal? Mungkin tidak. Mereka hanyalah sedikit dari nama-nama petani di kampung saya. Menampilkan sosok publik figur bidang pertanian adalah sebuah langkah untuk "memprovokasi" masyarakat bahwa menjadi petani juga bisa membuat mereka dikenal publik.

  • Memasifkan Kompetisi Bisnis Kreatif Bidang Pertanian

Sektor pertanian harus dirangsang pertumbuhannya melalui upaya masih pemberdayaan dan peningkatan value added produk pertanian. Salah satu diantaranya adalah dengan membuat kompetisi bisnis berbasis pertanian.

Regenerasi itu bukan dipaksakan, tapi ditanamkan kedalam diri generasi bangsa sehingga kelak ia bersemai sebagai sebuah kebanggaan profesi.

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi :

[1] ; [2]; [3]; [4]; [5]; [6]; [7]; [8]; [9]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun